Pemprov Malut
Sherly Laos Genggam Tangan Warga karena Merasa Bersalah: Saya Pemimpin Belum Bisa Gerak Cepat
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, merasa bersalah terhadap warganya.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, merasa bersalah terhadap warganya.
Sherly Laos sampai menggenggam tangan warga tersebut karena merasa dirinya belum berbuat banyak sebagai pemimpin.
Momen itu terjadi saat Sherly Laos kembali melakukan kunjungan untuk renovasi RTLH atau Rumah Tidak Layak Huni.
Baca juga: 3 Topik Obrolan Sherly Laos dengan Menhub, Gubernur Maluku Utara: Malut seperti Terisolasi
Baca juga: Sherly Laos Bikin Kaget, Tiba-tiba Angkat Jabatan Penyuluh Pertanian: Habis Pensiun Jadi Staf Ahli
Salah satu warga yang dikunjungi bertempat tinggal di Desa Tomon, Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan.
Rumah yang dikunjungi jauh dari kata layak.
Apalagi persoalan sanitasi, yakni kamar mandi dan WC, yang sangat tidak layak.
Melihat itu semua, Sherly Laos merasa bersalah lantaran dirinya belum bergerak cukup cepat untuk membantu semua warganya.
Momen itu terekam dalam unggahan Instagram @s_tjo terbaru pada Rabu, 9 Juli 2025.
"Hari itu kunjungan melihat penerima renovasi RTLH. Lantainya masih tanah, dindingnya papan tua. Dan yang paling membuat hati saya tercekat—tidak ada kamar mandi, apalagi WC.
Saya sempat terdiam beberapa detik. “Kalau buang air di mana, Bu?” tanya saya perlahan. Ibu rumah tangga itu, dengan senyum segan, menjawab, “Di kali belakang, Ibu. Saya pun ke belakang dan melihat sebuah ruang yang jauh dari kata layak utk sebuah kamar mandi.”
Saya genggam tangan beliau. Bukan rasa kasihan, tapi rasa bersalah sebagai pemimpin yang masih belum bisa menjangkau semua dengan cepat.
Ini bukan tentang WC. Ini tentang martabat. Tentang hak dasar yang belum terpenuhi. Dan tentang fakta bahwa sanitasi yang layak masih menjadi kemewahan bagi sebagian warga kita.
Saya tidak ingin ini hanya jadi cerita sedih yang viral lalu hilang. Saya minta tim teknis segera data ulang rumah-rumah yang belum punya akses sanitasi layak. Kita tidak bisa bangun peradaban kalau toilet saja masih mimpi.
Bagi sebagian orang, punya kamar mandi mungkin hal biasa. Tapi bagi sebagian lainnya, itu adalah harapan yang belum terwujud.
Pemerintah tak bisa kerja sendiri. Saya percaya, ketika kita semua ikut merasa—maka kita akan ikut bergerak." tulis Sherly Laos.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.