Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

DPRD Maluku Utara

Fraksi PKS DPRD Maluku Utara Soroti Isu Lingkungan dan Ekonomi dalam RPJMD 2025-2029

Fraksi PKS DPRD Provinsi Maluku Utara menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dan prinsip keadilan dalam RPJMD Malut

Penulis: Sansul Sardi | Editor: Sitti Muthmainnah
Tribunternate.com/Sansul Sardi
RAPAT - Ketua Fraksi PKS DPRD Maluku Utara, H. Is Suaib membacakan pandangan fraksi atas Ranperda RPJMD tahun 2025-2029 Pemprov Maluku Utara, pada paripurna yang berlangsung di kantor DPRD di Sofifi, Senin (4/8/2025). 

TRIBUNTERNATE.COM,SOFIFI– Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Provinsi Maluku Utara menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dan prinsip keadilan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.

Dalam sidang paripurna yang digelar awal Agustus 2025, Fraksi PKS menyampaikan pandangan kritis terhadap dokumen perencanaan tersebut.

Ketua Fraksi PKS, Is Suaib, menyampaikan bahwa meski RPJMD telah disusun secara komprehensif, namun terdapat sejumlah aspek strategis yang perlu diperkuat.

Baca juga: Edar Ganja, Pria 23 Tahun Ditangkap Satnarkoba Polres Ternate

Salah satunya adalah kurangnya penekanan pada dimensi ketuhanan dan spiritualitas dalam visi pembangunan daerah.

"Pembangunan yang hanya mengedepankan aspek material berpotensi menciptakan ketimpangan, degradasi moral, hingga kerusakan lingkungan," tegasnya disela-sela rapat paripurna yang berlangsung di kantor DPRD di Sofifi, Senin (4/8/2025).

PKS mengusulkan reformulasi visi RPJMD dengan memasukkan unsur spiritual secara eksplisit. Usulan visinya "Mewujudkan Maluku Utara yang Beriman, Maju, Sejahtera, Berkeadilan, dan Berkelanjutan Berdasarkan Ridho Allah SWT".

Tak hanya pada aspek visi, Fraksi PKS juga menyoroti kerentanan ekonomi akibat dominasi sektor pertambangan, khususnya nikel, yang dinilai terlalu mendominasi struktur ekonomi daerah.

Meski pertumbuhan ekonomi dua digit diraih dalam beberapa tahun terakhir, ketimpangan antar wilayah justru melebar, dan UMKM masih kurang mendapat perhatian.

“Ekonomi daerah terlalu bergantung pada industri ekstraktif. Diversifikasi ekonomi, khususnya sektor UMKM, pertanian organik, ekonomi syariah, dan pariwisata halal harus mendapat porsi lebih,” ujarnya.

Di bidang pendidikan dan kesehatan, Fraksi PKS menyoroti ketimpangan kualitas antarwilayah, lemahnya keterhubungan dunia pendidikan dengan dunia kerja, serta belum optimalnya pendidikan karakter dan akhlak.

Sementara pada sektor kesehatan, isu stunting, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta akses layanan kesehatan di daerah terpencil masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Dari sisi anggaran, Fraksi PKS mengingatkan agar proyeksi pendapatan daerah, terutama dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dibuat secara realistis dan tidak overoptimis.

Fraksi PKS juga menyarankan agar belanja daerah lebih diarahkan ke investasi pembangunan jangka panjang, bukan hanya konsumtif, serta meminta agar program berbasis spiritualitas turut mendapatkan porsi anggaran.

Tak ketinggalan, isu lingkungan turut menjadi sorotan. Is Suaib juga mengingatkan ancaman serius akibat eksploitasi pertambangan terhadap ekosistem, air bersih, dan lahan pertanian masyarakat.

“Rehabilitasi tambang dan penerapan green development adalah keharusan,” katanya.

Menutup pandangannya, Fraksi PKS menyampaikan tujuh rekomendasi kunci, yakni Reformulasi visi pembangunan dengan penekanan spiritual, Diversifikasi ekonomi secara agresif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved