Pemprov Malut
Sherly Laos Kembalikan Subaim Jadi Lumbung Pangan Maluku Utara
"Subaim memiliki potensi besar karena sejak lama dikenal sebagai sentra produksi beras di Maluku Utara, "kata Gubernur Maluku Utara Sherly Laos
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi fondasi utama dalam menjaga stabilitas harga pangan, agar tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hal itu disampaikannya saat diwawancarai wartawan seusai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan Maluku Utara 2025 yang berlangsung di Ballroom Hotel Bela, Ternate, Rabu (20/8/2025).
Sherly mengungkapkan, setiap tahun pemprov menggelontorkan program makanan bergizi dengan nilai Rp 1,6 triliun.
Namun sayangnya, sebagian besar kebutuhan pangan tersebut masih dipasok dari luar daerah.
Baca juga: Jadwal Kapal Pelni KM Pangrango Agustus 2025, Rute Banda - Saumlaki - Ambon
Karena itu, ia menegaskan pentingnya membangun kembali kemandirian pangan di Maluku Utara.

Salah satu langkah konkret adalah menghidupkan kembali Subaim di Halmahera Timur sebagai lumbung pangan Maluku Utara.
Subaim adalah wilayah yang daerahnya berada di Kecamatan Wasile dan Wasile Timur, Halmahera Timur
Dari total 12 ribu hektar lahan yang tersedia, saat ini baru sekitar 3 ribu hektare yang aktif ditanami padi.
"Kita akan kembalikan menjadi 12 ribu hektar, dengan target produktivitas 8 sampai 10 ton per hektar. Saat ini produktivitasnya hanya 1 samapi 2 ton."
"Tahun ini kita mulai penanaman di bulan September dengan bibit unggul yang sudah disiapkan, "jelasnya.
Menurutnya, Subaim memiliki potensi besar karena sejak lama dikenal sebagai sentra produksi beras di Maluku Utara.
Pemerintah daerah menargetkan wilayah ini mampu menopang kebutuhan beras lokal sehingga ketergantungan pasokan dari Sulawesi dan Jawa bisa ditekan.
Selain Subaim, beberapa kawasan lain juga menjadi fokus pengembangan, di antaranya Kao di Halmahera Utara dan Wairoro di Halmahera Tengah.
Sherly Laos juga menyoroti mahalnya harga telur di Maluku Utara yang saat ini mencapai Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per butir, jauh di atas harga di Pulau Jawa yang hanya Rp 1.500.
Untuk menekan harga tersebut, Pemprov bekerja sama dengan pihak swasta dan Himpunan Ayam Ras (HAIR) dalam pembibitan ayam petelur.
Inspektorat dan BPBJ Maluku Utara Bahas Rencana Aksi SPI KPK 2025 |
![]() |
---|
Kemenko Polkam Rakor dengan Pemprov Maluku Utara, Bahas Program Prioritas Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Sekprov Maluku Utara Pimpin Rapat Percepatan Realisasi Anggaran, Serapan Baru Capai 43 Persen |
![]() |
---|
Pemprov Maluku Utara Usung SIMATA, Promosi ASN Kini Berbasis Digital dan Kinerja |
![]() |
---|
Pemprov Maluku Utara Anggarkan Pembangunan Jembatan Songa–Wayatim di APBD 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.