Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Selain Unggah Video Syur, Bripda Imam juga Diduga Rudapksa Istri, Ini Penjelasannya

"Dia menyetubuhi korban, bukan hubungan suami istri tapi dia (Bripda Imam) menyetubuhi korban tanpa konsen,"

|
TribunTernate.com/Randi Basri
KDRT - Seorang perempuan 24 tahun berinisial GA saat mengadukan Bripda IF alias Imam oknum anggota Polisi Brimob yang kini bertugas di Polres Pulau Taliabu, Polda Maluku Utara diduga sebar video syur ke media sosial, ia sempat mendatangi kantor pengacara untuk diberikan bantuan hukum, Selasa (19/8/2025). Belakangan diketahui bahwa Bripda Imam juga diduga lakukan rudapaksa ke istrinya. 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Oknum polisi yang bertugas di Polres Taliabu, Maluku Utara sebelumnya dilaporkan istri karena diduga sebar video syurnya ke TikTok.

Bripda IF alias Imam dilaporkan koban merekam video tak senonoh dirinya yang juga tanpa konsen.

Video tidak senonoh korban ini nekat disebar Bripda Imam lantaran cekcok rumah tangga.

Baca juga: Fakta-fakta Oknum Polisi di Taliabu Diduga Sebar Video Syur Istri ke TikTok: Direkam Tanpa Konsen

Baca juga: Cekcok Rumah Tangga Berujung Oknum Polisi di Taliabu Ini Sebar Video Syur Istri: Sudah Dua Kali

Sebelumnya, Bripda Imam ini juga dilaporkan sang istri karena dugaan penganiayaan.

Laporan tersebut tertuang dalam surat tanda penerimaan laporan nomor: LP/B/72/VII/2025/SPKT Polda Malut tertanggal 1 Agustus 2025.

Bripda Imam Diduga Rudapaksa Istri

Tidak hanya itu, terkuak juga Bripda Imam kerap memaksa sang istri untuk berhubungan badan, yang artinya menjurus ke dugaan rudapaksa.

Hal ini disampaikan salah satu tim hukum korban, Yulia Pihang, ke TribunTernate.com, Rabu (20/8/2025).

"Dia menyetubuhi korban, bukan hubungan suami istri tapi dia (Bripda Imam) menyetubuhi korban tanpa konsen,"

"Beraksi di tengah malam, tanpa konsen dan berulah-ulang kali. Korban sampaikan bahwa termasuk engan pembuatan video tersebut,"

"Juga dilakukan tengah malam saat korban sedang tidur. Jadi secara tidak langsung dia ini sedang melakukan persetubuhan ke korban,"

"Bukan atas konsen suami istri dan ini berulang-ulang kali hubungan seksual," ujar Yulia Pihang.

Perlu diketahui bahwa pemaksaan hubungan seksual meski dalam hubungan pernikahan termasuk dalam kekerasan seksual dalam rumah tangga.

Hal ini berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (UU PKDRT).

Pasal 8 ayat (1) huruf c UU PKDRT secara spesifik menyebutkan bahwa kekerasan seksual dalam rumah tangga termasuk pemaksaan hubungan seksual yang tidak dikehendaki.

Ini mencakup situasi di mana suami memaksa istri untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan.

Penyebaran Video Syur Korban Bukan Pertama Kali

Sebelumnya di tahun 2024, Bripda Imam juga dilaporkan korban karena perbuatan serupa, namun akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

“Sudah pernah dilaporkan dulu, dan saat itu ada surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi. Tapi ternyata diulangi lagi,” ungkap Kuasa Hukum korban, Bahtiar Husni.

Bahtiar Husni menjelaskan bahwa saat itu Bripda Imam menjanjikan akan mengurus surat-surat pernikahan keduanya.

Ternyata janji itu tidak terealisasikan tetapi Bripda Imam malah kembali melakukan perbuatan serupa.

"Yang bersangkutan (Bripda Imam) ini sudah dua kali dan bahkan sudah buat surat pernyataan di Krimsus Polda Maluku Utara karena Waktu itu (2024) sudah dilaporkan,"

"Dalam surat pernyataan itu dia berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya (menyebar video syur istri)"

"Serta beberapa hal disepakati dalam urat pernyataan itu, diantaranya adalah klien kami dinikahi secara resmi,"

"Baik itu melalui KUA maupun secara kedinasan (sebab saat ini korban hanya dinikahi secara sirih),"

Selain itu kata Bahtiar Husni, Bripda Imam juga berjanji akan memenuhi hak dan kewajiban korban sebagai istri, seperti memberi nafkah.

Dirasa akan bertanggung jawab, korban kemudian mencabut laporan terhadap Bripda Imam saat itu.

Tidak Dinikahi Secara Resmi dan Tidak Menerima Nafkah

Selain tidak dinikahi secara resmi, janji kepada korban yang tidak terealisasikan hingga kini adalah pemberian nafkah.

Meski begitu, korban tetap menjalani kehidupannya sebagai seorang istri.

Dalam perjalanan tersebut kata Bahtiar Husni, korban kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, seperti penganiayaan fisik hingga verbal.

"Namun korban tetap bersabar. belakangan karena Tindakan itu sudah berlebihan, maka dilaporkan korban untuk dipidanakan," ujar Bahtiar.

Tetapi saat laporan penganiayaan tersebut sementara diproses, Bripda Imam malah nekat menyebarkan video syur istri ke TikTok.

Korban pertama kali tahu video syurnya tersebar di TikTok melalui temannya yang melihat langsung.

Ia langsung mengambil tangkapan layar pada video tersebut sebagai bukti, lalu ke YLBH Maluku untuk meminta pendampingan hukum. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved