"Terutama menyangkut gerakan partisipasi nelayan, dalam membersihkan sampah laut, "katanya, Minggu (27/8/2023).
Menurutnya, dalam menjalankan program, KKP berupaya memberikan multiplayer effect dari segi ekonomi.
Sampah-sampah yang dikumpulkan tidak ditumpuk, dan berakhir di tempat pembuangan begitu saja. Namun berupaya membangun skema bisnis.
"Caranya dengan menggandeng stakeholder lainnya. Sampah bernilai ekonomis akan dijual ke bank sampah, pengepul atau offtaker lainnya, "bebernya.
Sementara residu yang tidak dapat diuangkan, akan dibawa oleh petugas DLH Kota Ternate, untuk ditangani sebagaimana mestinya.
"Artinya, KKP memfasilitasi untuk menghubungkan antar lini. Untuk harga sampah yang dijual nanti mengikuti harga pasar, "jelasnya.
Lanjutnya, dalam sosialisasi itu, KKP berharap dapat dijadikan embrio untuk menumbuhkan kesadaran.
Baca juga: Ditreskrimum Polda Maluku Utara Beri Kuliah Umum ke Mahasiswa Unkhair Ternate
Dalam menjaga kelestarian laut, sehingga tangkapan nelayan juga bisa meningkat.
"KKP menginginkan dari 70 agen itu, bisa menularkan pemahaman kepada nelayan lain, "pungkas Lurah Kayu Merah.
Sekedar diketahui, program KKP ini dicetuskan sejak 5 Juli sampai dengan 14 September 2023. (*)