Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liputan UMKM

Kisah Arifin Samat, Anaknya Jadi Pegawai Pemkab Halmahera Selatan dari Hasil Jualan Gula Aren

Dari hasil berjualan gula aren, pasangan suami istri ini berhasil menyekolahkan lima anaknya, bahkan salah satunya menjadi pegawai pemerintahan

Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani
UMKM: Arifin Samat (55) dan istrinya ketika mengolah gula aren, Jumat (4/10/2025). Dari hasil produksi gula aren, Arifin antar satu anaknya jadi pegawai di lingkungan Pemkab Halmahera Selatan, Maluku Utara. 

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Arifin Samat (55), warga Desa Kampung Makian, Kecamatan Bacan Selatan, Halmahera Selatan, Maluku Utara sanggup menyekolahkan anaknya hingga lulus di perguruan tinggi dari hasil produksi gula aren.

Ia sering ditemani sang istri, Wa Eni Lambadi (53), ketika memproduksi gula tersebut di kebun mereka di Desa Marabose, Kecamatan Bacan.

Menurut Arifin, sudah puluhan tahun mereka menggantungkan hidup dari hasil mengolah pohon aren menjadi gula aren.

Dari hasil kerja keras itulah, pasangan suami istri ini berhasil menyekolahkan lima anaknya.

Baca juga: PLN UP3 Sofifi Komitmen Listrik Andal Tanpa Kedip untuk Sukseskan HUT ke 26 Provinsi Maluku Utara

Bahkan satu di antaranya kini telah menjadi tenaga kesehatan (Nakes) dengan status PPPK di Pemkab Halmahera Selatan.

UMKM: Arifin Samat (55) dan istrinya ketika mengolah gula aren, Jumat (4/10/2025). Dari hasil produksi gula aren, Arifin antar satu anaknya jadi pegawai di lingkungan Pemkab Halmahera Selatan, Maluku Utara.
UMKM: Arifin Samat (55) dan istrinya ketika mengolah gula aren, Jumat (4/10/2025). Dari hasil produksi gula aren, Arifin antar satu anaknya jadi pegawai di lingkungan Pemkab Halmahera Selatan, Maluku Utara. (Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani)

"Dulu saya cuma bisa berharap anak-anak bisa sekolah tinggi, biar torang (kami) punya hidup pas-pasan."

"Alhamdulillah, dari hasil gula yang saya jual, satu anak saya sudah selesai kuliah kebidanan dan sekarang kerja, "ujar Arifin saat ditemui Tribunternate.com, Sabtu (4/10/2025).

Setiap dua hari sekali Arifin dan istrinya mengolah nira dari belasan pohon aren.

Sekali masak mereka bisa produksi sekitar 129 sampai 132 buah gula aren.

"Tapi itu tergantung cuaca dan hasil sadapan. Kalau tara (tidak) hujan besar, biasa hasil bagus, "tuturnya.

Sebelumnya harga gula aren hanya Rp3 ribu per buah. Kini naik menjadi Rp 9 ribu per buah. 

Arifin mengatakan tak terlalu memikirkan harga. Ia menjalani profesi sebagai petani gula aren dengan penuh syukur.

Meski begitu, ia mengaku peralatan yang digunakan sudah banyak yang rusak dan perlu bantuan pemerintah daerah.

"Saya berharap ada sedikit perhatian dari pemerintah, terutama peralatan masak, panci, dan pondok. Supaya kami bisa kerja lebih mudah, "tandasnya.

Gula aren adalah

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved