Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Saksi Kata

SAKSI KATA: Cerita Keluarga Korban Dugaan TPPO Empat Warga Halmahera Selatan di Myanmar

"Tanggal 13 dia telepon kasih tahu kalau dia di Myanmar, jadi torang kaget dan panik. Dia juga kasih tahu kalau pekerjaannya itu scammer,"

|
TribunTernate.com
TPPO - Kakak korban TPPO di Myanmar asal Halmahera Selatan, Fantila Arista saat diwawancarai di episode 9 Saksi Kata - Tribun Ternate. Fentila Arisa bercerita kronologi adiknya bersama tiga orang lainnya diduga jadi korban TPPO di Myanmar. 

Ringkasan Berita:
  • Narasumber merupakan kakak dari salah satu korban bernama Fentila Arista sekaligus orang pertama yang melaporkan kasus ini ke Polda Maluku Utara.
  • Keempat korban awalnya ditawarkan seseorang bernama Andika dari Manado, bekerja sebagai sales kecantikan di Thailand dengan iming-iming gaji Rp12 juta per bulan.
  • Berita berisi ulasan tanya jawab Tribunternte.com dengan tajuk "Saksi Kata" bersama narasumber Fantila Arista, kakak kandung dari Feni Astari, salah satu korban TPPO.

TRIBUNTERNATE.COM, HALMAHERA SELATAN - Pada episode 9 Saksi Kata - Tribun Ternate, kami berkesempatan mewawancarai salah satu keluarga korban TPPO asal Halmahera Selatan, Maluku Utara di Myanmar.

Narasumber merupakan kakak dari salah satu korban bernama Fentila Arista sekaligus orang pertama yang melaporkan kasus ini ke Polda Maluku Utara.

Sebelumnya, empat warga Kabupaten Halmahera Selatan diduga menjadi korban tindak pidana perdangan orang atau TPPO di Myanmar.

Baca juga: Update Kasus 4 Warga Halmahera Selatan Jadi Korban TPPO di Myanmar

TPPO - Kakak korban TPPO di Myanmar asal Halmahera Selatan, Fantila Arista.
TPPO - Kakak korban TPPO di Myanmar asal Halmahera Selatan, Fantila Arista. (Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani)

Keempatnya adalah Feni Astari Dareno (adik Narasumber), Asriadi Musakir, Zather Maulana, dan Tantoni.

Feni Astari Dareno dan tiga lainnya, awalnya ditawarkan seseorang bernama Andika dari Manado, bekerja sebagai sales kecantikan di Thailand dengan iming-iming gaji Rp12 juta per bulan.

Namun beberapa hari setelah keberangkatan, Feni menghubungi keluarganya dan mengaku dirinya tidak berada di Tahiland, melainkan di Myanmar.

Baca juga: 4 Warga Halmahera Selatan yang Jadi Korban TPPO Sudah Dalam Pengamanan Pemerintah Myanmar

Berikut tanya jawab Tribunternte.com dengan tajuk "Saksi Kata" bersama narasumber Fantila Arista, kakak kandung dari Feni Astari, salah satu korban TPPO.

Bersama jurnalis Tribunternate.com, Nurhidayat Hi. Gani, inilah Saksi Kata.

Nurhidayat Hi. Gani: Fantila Arista merupakan kakak dari Feni Astari (korban TPPO di Myanmar). Fantila ini pihak yang membuat laporan ke Polda Maluku Utara terkait dugaan TPPO 4 warga Halmahera Selatan. Apa kabar Ibu Fantila?

Fantila Arista: Alhamdulillah baik.

Nurhidayat Hi. Gani: Ibu Fantila bisa ceritakan sedikit sosok Feni Astari di mata keluarga ?

Fantila Arista: Kalau adik saya itu (Feni Astari), dia orangnya pendiam di rumah. Dia jarang babajalang (jalan-jalan) di luar. Di lebih banyak di rumah, jadi pergaulannya terbatas.

Nurhidayat Hi. Gani: Kapan terakhir keluarga bertemu dengan Feni Astari sebelum berangkat ke Thailand dan kemudian menjadi korban TPPO di Myanmar?

Fantila Arista: Terakhir itu tanggal 31 Agustus, karena dia kan berangkat 1 September.

Nurhidayat Hi. Gani: Ada informasi yang disampaikan ke Feni ke keluarga terkait rencananya berangkat bekerja di luar negeri?

Sumber: Tribun Ternate
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved