Virus Corona
Mata-mata AS Sebut Penyebaran Covid-19 di China, Korut, dan Rusia Sulit Dipetakan, 'Target Keras'
Mata-mata AS menemukan celah serius dalam kemampuan mereka untuk menilai situasi di China, Rusia dan Korea Utara.
TRIBUNTERNATE.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 terus menjadi sorotan berbagai lapisan publik.
Bahkan agen mata-mata Amerika Serikat pun tak luput dari kasus ini.
Pasalnya, saat agen mata-mata AS berusaha untuk mengumpulkan gambaran yang tepat dari penyebaran wabah virus corona dunia ada hal yang terjadi.
Para mata-mata AS ini menemukan celah serius dalam kemampuan mereka untuk menilai situasi di China, Rusia dan Korea Utara.
Hal ini diungkapkan oleh lima sumber pemerintah AS yang akrab dengan pelaporan intelijen kepada Reuters.
Badan-badan itu juga memiliki wawasan terbatas mengenai dampak penuh pandemi di Iran, meskipun informasi tentang infeksi dan kematian di antara kelas yang berkuasa dan publik menjadi lebih tersedia di media resmi dan sosial, kata dua sumber.
Agen mata-mata AS menyebut keempat negara tersebut sebagai "target keras" karena kontrol berat negara atas informasi.
Bahkan informasi ini sangat sulit didapat saat situasi dalam kondisi normal.
• Kasus Corona Pertama di Bengkulu, Seorang Jemaah Tabligh Asal Lampung Positif Covid-19 Meninggal
• Begini Tahapan Pendaftaran Nikah secara Online di Tengah Wabah Corona
Padahal, menurut sumber Reuters, penilaian akurat atas wabah negara-negara tersebut akan membantu AS dan upaya internasional untuk membatasi korban manusia dan ekonomi dari COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Badan-badan tersebut tidak hanya mencari angka yang akurat, tetapi juga untuk tanda-tanda konsekuensi politik mengenai bagaimana krisis sedang ditangani.
"Kami ingin memiliki pemahaman yang akurat dan real-time tentang di mana hotspot global berada dan di mana mereka berkembang," kata Jeremy Konyndyk, seorang ahli di thinktank Pusat Pengembangan Global, yang memimpin Kantor Bantuan Bencana Luar Negeri AS sejak 2013 hingga 2017, termasuk respons AS terhadap wabah Ebola.
"Dunia tidak akan menyingkirkan benda ini sampai kita menyingkirkannya di mana-mana," tambahnya.
Badan-badan intelijen AS pertama kali melaporkan tentang virus corona pada bulan Januari dan memberikan peringatan dini kepada anggota parlemen tentang wabah di China, tempat di mana virus ini berasal dari kota Wuhan akhir tahun lalu.
Sumber-sumber Reuters, meminta namanya tidak disebutkan karena tidak boleh berbicara secara bebas tentang hal-hal intelijen.
• Mengenal Istilah Super Spreader yang Bisa Menularkan Corona dengan Cepat, Ini Cara Menghindarinya
• Hampir 300 Orang di Iran Tewas Setelah Minum Metanol yang Dikira Bisa Obati Virus Corona
Data Reuters menunjukkan, pandemi telah berkembang menjadi hampir 740.000 kasus di sekitar 200 negara dan wilayah, di mana Amerika Serikat sekarang melaporkan kasus terbanyak di lebih dari 152.000.