Kerusuhan di Amerika Serikat
Demo Tewasnya George Floyd, Trump Diungsikan ke Bunker hingga Kirim Militer ke Jalanan Washington
Donald Trump dilaporkan diungsikan ke bunker, ketika demo terkait kematian George Floyd terjadi di luar Gedung Putih.
Kemudian pada Sabtu (30/5/2020), dia bertolak ke Florida untuk menghadiri peluncuran pesawat berawat SpaceX, pertama kalinya selama sekitar 10 tahun terakhir.
Dia kemudian kembali ke Gedung Putih dalam pengamaman ketat, dengan massa, yang beberapa melakukan kerusuhan, berjarak hanya beberapa meter.
Massa kemudian kembali lagi pada Minggu sore waktu setempat, di mana mereka kembali berhadapan dengan polisi di Lafayette hingga malam.
Dengan kota yang semakin membara, dengan sejumlah tayangan mengerikan melingkupi pemberitaan, salah satu penasihat mengusulkan agar Trump berpidato guna mendinginkan situasi.
Usul itu kemudian harus dicabut, selain karena kurangnya proposal apa yang hendak diajukan, nampaknya sang presiden juga tak tertarik memberi pesan persatuan.
Sang presiden juga mengunggah ucapan komentator konservatif di Twitter, berisi dukungan bagi penegak hukum menggunakan kekuatan terhadap demonstran.
"Peristiwa ini tak akan berhenti hingga orang baik menggunakan kekuatannya yang hebat melawan orang jahat," kata Buck Sexton.
Pada Jumat (29/5/2020), Derek Chauvin, polisi yang menindih George Floyd, ditangkap dan dijerat tuduhan pasal pembunuhan tingkat tiga.
Gelombang protes pun muncul sejak Kamis (28/5/2020), dan meluas hingga ke 30 kota seantero AS dan membuat pemerintah setempat menerapkan jam malam. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
Kirim "Ribuan Tentara Bersenjata Lengkap" ke Jalanan Washington
Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia mengerahkan "ribuan tentara bersenjata lengkap" dan polisi untuk memadamkan kerusuhan di Washington.
Ucapannya itu muncul setelah bangunan dan monumen di sekitar Gedung Putih menjadi korban vandalisme dalam aksi protes terkait kematian George Floyd.
"Apa yang terjadi pada kota (Washington) semalam adalah hal memalukan," ujar Trump, di tengah suara tembakan gas air mata dalam aksi protes di dekat Gedung Putih.
"Saya menempatkan ribuan tentara bersenjata lengkap, militer, dan penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, vandalisme, dan serangan nakal," jelasnya.
Dilansir AFP, Senin (1/6/2020), presiden berusia 73 tahun itu mengecam kericuhan dalam demonstrasi sebagai "terorisme domestik".
• London Dibanjiri Demonstran, Ribuan Massa Protes atas Kematian George Floyd Menjalar sampai ke Eropa
• Istri Derek Chauvin, Polisi Minneapolis yang Tindih Leher George Floyd hingga Tewas, Ajukan Cerai