Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ledakan di Beirut

Soal Ledakan di Beirut Lebanon, Donald Trump: Mungkin Itu Serangan, tapi Belum Ada yang Tahu

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump angkat bicara terkait ledakan besar di Beirut, Lebanon.

AFP/SAUL LOEB
Presiden AS, Donald Trump. 

TRIBUNTERNATE.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump angkat bicara terkait ledakan besar di Beirut, Lebanon

Trump menyatakan, tidak ada yang bisa menjabarkan ledakan tersebut secara pasti. 

Sebanyak 135 orang tewas dengan 5.000 lainnya terluka, dengan pemerintah setempat menyatakan 2.750 amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan jadi penyebab utama.

Pada Selasa (4/8/2020), Trump disorot karena menyebut ledakan yang terjadi di Beirut karena "semacam bom", mengutip keterangan " jenderal" AS.

"Itu kelihatannya serangan yang mengerikan," ujar presiden berusia 74 tahun itu kepada awak media saat berada di Gedung Putih.

Fakta-fakta Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Ilmuwan Sebut Ledakannya Setara Seperlima Bom Hiroshima

KBRI Sebut Ada 1.447 WNI Tinggal di Beirut, Mayoritas TNI

Namun dilansir AFP Rabu (5/8/2020), dia menuturkan penyebab pasti insiden itu masih belum diketahui, seraya menyatakan dukungan AS bagi Lebanon.

"Saya bisa mengatakan apa pun yang terjadi, ini sangat mengerikan. Tetapi mereka masih belum tahu. Belum ada yang mengetahuinya," kata dia.

Dia kemudian mempertanyakan jika ada yang menyebut itu kecelakaan. Dia merujuk kepada amonium nitrat dalam jumlah besar yang disimpan dalam gudang.

"Seseorang... menaruh bahan peledak mengerikan dan kejadiannya terjadi. Mungkin itu penyebabnya. Mungkin juga karena serangan. Saya kira belum ada yang tahu. Saya mendengar dua versi," tuturnya.

Pernyataan Trump itu terjadi setelah Pentagon menolak untuk mengonfirmasi "jenderal" mana yang memberikan informasi kepada sang presiden.

Menteri Pertahanan Mark Esper menjelaskan, dia lebih condong kepada penyebabnya karena kecelakaan, dalam insiden yang juga menewaskan seorang warga AS. 

"Saya masih mengumpulkan informasinya. Sebagian besar yakin insiden itu karena kecelakaan," kata Esper di Forum Keamanan Aspen.

Trump melanjutkan, Washington sampai saat ini merupakan sekutu Lebanon. Meski Hezbollah yang menjadi penguasa dimasukkan sebagai teroris.

"Kami mendukung negara itu. Meski negara itu tengah punya banyak masalah, kami mendukung mereka," jelas pemimpin dari Partai Republik tersebut.

Tetapkan 2 Minggu Keadaan Darurat, Presiden Lebanon Siapkan Dana Darurat Rp 963 Miliar

Presiden Lebanon: 2.750 Ton Amonium Nitrat Disimpan di Gudang Selama 6 Tahun

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menawarkan bantuan kepada Perdana Menteri Hassan Diab melalui percakapan telepon.

Dalam rilis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo dalam teleponnya menekankan komitmen untuk membantu rakyat Lebanon dalam menangani bencana.

Kemudian dalam konferensi pers, Pompeo menyatakan Washington akan membuka bantuan seperti apa yang bakal disalurkan dalam beberapa hari ke depan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump soal Ledakan di Beirut, Lebanon: Mungkin Itu Serangan, tapi..."
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved