Bukan Kokain, Kecubung Ternyata Narkoba Paling Mengerikan di Dunia yang Tumbuh Subur di Indonesia
Skopolamin merupakan obat yang dikenal dengan sebutan “the devil’s breath” alias “napas setan”.
Merespons video ini, sejumlah warganet menyebutkan, buah kecubung memang bisa menyebabkan orang yang mengonsumsinya mabuk.
Setelah ditelusuri, potongan video itu merupakan video yang diunggah akun Youtube Heru Gundul pada Januari 2020 untuk menggambarkan efek konsumsi buah kecubung.
Benarkah buah kecubung menimbulkan halusinasi hingga memabukkan?
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Akhmad Saikhu mengatakan, buah kecubung memang menimbulkan efek halusinasi.
"Betul, kecubung bisa menimbulkan efek halusinasi dan memabukkan," ujar Akhmad Saikhu, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/8/2020).
Menurut dia, tanaman kecubung sering disalahgunakan sebagai zat penenang atau zat halusinogen.
Saikhu mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2016, tingkat penyalahgunaan kecubung (Datura metel ilnn.) sebagai zat halusinogen yang diobservasi dari tingkat pendidikan di Indonesia dimulai dari pelajar SMP-SMA-mahasiswa tercatat mencapai angka 5,7 persen.
Tanaman golongan opioid
Akhmad juga menjelaskan, tanaman yang memiliki sifat jika dikonsumsi akan menimbulkan halusinasi termasuk dalam golongan opioid.
Tanaman yang termasuk golongan opioid yakni ganja dan katinon. Katinon merupakan narkoba jenis alami yang berasal dari daun kering tanaman khat.
Baca juga: Mantan Pramugari yang Menjadi Pengedar Narkoba Ini Divonis Penjara 28 Bulan
Baca juga: Modifikasi Lorong Bus Jadi Tempat Simpan Sabu-sabu, Pemilik PO Pelangi Ini Diduga Pengendali Narkoba
"Di Indonesia, zat ini sudah beberapa tahun ada. Pengguna metilon belum banyak di Indonesia dan belum ada yang mengalami gejala putus zat atau intoksikasi sampai overdosis," ujar Akhmad.
Secara medis, katinon memiliki nama asli cathinone (Katinona) dengan struktur kimia dan efek mirip amfetamin, yang memilki efek samping yang berbahaya.
Ketua Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Nafrialdi, PhD, SpPD, SpFK, mengatakan, kandungan zat tersebut asal mulanya ditemukan dari tumbuhan yang bernama Khat atau Cathaedulis atau Sirih Arab, yang biasa tumbuh di Afrika Timur dan Tengah serta sebagian Jazirah Arab.
Tumbuhan khat atau sirih Arab biasa diminum sebagai teh Arab atau dikunyah seperti daun sirih. Zat katinon ini dapat dibuat sintetis yang kekuatannya sekian kali lipat dibandingkan dengan yang alami.
Zat katinon yang sintetis ini menjadi disalahgunakan dan dimasukkan dalam kelompok psikotropika.