Konflik Israel Palestina
Satu-satunya Laboratorium Testing Covid-19 di Jalur Gaza Dihantam Serangan Israel
Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Senin (10/5/2021) setelah penguasa daerah itu, Hamas, menembakkan roket ke arah wilayahnya.
TRIBUNTERNATE.COM - Konflik antara Israel dan Palestina masih terus memanas, upaya untuk mendamaikan kedua belah pihak juga terus dilakukan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (18/5/2021) di tengah upaya diplomasi mendesak yang bertujuan untuk menghentikan serangan udara Israel.
Diketahui, serangan yang dilakukan Israel telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina.
Sementara itu, wartawan AFP melaporkan bola api disertai asap hitam membumbung tinggi di atas sebuah gedung di Gaza pada Selasa pagi akibat serangan terbaru Israel.
Diwartakan oleh Channel News Asia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, masih terus akan menyerang teroris sasarannya pada Senin (17/5/2021).
Padahal, seruan untuk mengakhiri serangan atau pengeboman terus digaungkan dunia internasional.
Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Senin (10/5/2021) setelah penguasa daerah kantong itu, Hamas, menembakkan roket ke arah negara Yahudi tersebut.
Tembakan roket Hamas merupakan eskalasi ketegangan yang dipicu oleh kerusuhan di Yerusalem timur yang dicaplok Israel.
Secara total, serangan udara Israel telah menewaskan 212 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak, di Gaza - sementara roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina telah menewaskan 10 orang di Israel, termasuk seorang anak-anak, menurut pejabat di kedua belah pihak.

Baca juga: Oki Setiana Dewi: Ini Masalah Kemanusiaan, Tak Harus Jadi Orang Islam untuk Peduli dengan Palestina
Baca juga: Gaza Terus Digempur Israel, Lebih dari 200 Orang Tewas dalam Waktu Sepekan
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Bersumpah Terus Lanjutkan Serangan ke Gaza Selama Itu Diperlukan
Sesi pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan pada Selasa adalah yang keempat sejak konflik meningkat.
Pertemuan tersebut didesak untuk segera digelar setelah Amerika Serikat, sekutu utama Israel, memblokir pernyataan bersama yang menyerukan penghentian kekerasan Israel untuk ketiga kalinya dalam seminggu.
Presiden AS Joe Biden, mengatakan kepada Benjamin Netanyahu pada Senin malam bahwa dia mendukung gencatan senjata, tetapi berhenti menuntut gencatan senjata.
Diketahui, Joe Biden menolak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya dan sebagian besar partainya sendiri dari Partai Demokrat untuk menyerukan diakhirinya ketegangan antara Israel dan Palestina.
Israel melanjutkan serangannya ke Gaza semalaman, membakar langit malam di atas daerah kantong di tepi pantai yang padat penduduk.
Beberapa serangan juga menghantam gedung-gedung di Kota Gaza pada Selasa lewat tengah malam, wartawan AFP melaporkan.
Tentara Israel mengatakan, pihaknya telah menyerang 65 'sasaran di dalam Gaza semalam.
Sementara, kelompok militan Palestina diklaim telah menembakkan 70 roket, puluhan di antaranya berhasil dicegat oleh pertahanan udara Israel.
Satu-satunya Laboratorium Covid-19 di Gaza Diserang
Beberapa jam sebelumnya, serangan udara Israel telah melumpuhkan satu-satunya laboratorium pengujian Covid-19 di jalur itu dan merusak kantor Bulan Sabit Merah Qatar.
Tingkat tes positif virus corona di Gaza termasuk yang tertinggi di dunia, yakni 28 persen.
Rumah sakit di wilayah yang dilanda kemiskinan, yang diblokade Israel selama hampir 15 tahun, juga dipenuhi oleh pasien.
Seorang warga Gaza bernama Roba Abu al-Awf (20) mengatakan, dirinya bersiap menghadapi malam yang sulit.
"Kami tidak melakukan apa-apa selain duduk di rumah," katanya.
"Kematian bisa datang kapan saja - pengeboman itu gila dan tidak pandang bulu," lanjutnya.

Serangan Israel telah merusak jalan-jalan dan infrastruktur penting, menyebabkan listrik padam, dan Senin lalu, otoritas kelistrikan memperingatkan bahwa bahan bakar yang tersisa hanya cukup untuk menyediakan listrik selama dua hingga tiga hari lagi.
Ketegangan kali ini berisiko memicu bencana kemanusiaan.
PBB mengatakan hampir 40.000 warga Palestina telah mengungsi dan 2.500 lainnya kehilangan rumah mereka.
Militan Palestina disebut telah menembakkan sekitar 3.350 roket ke Israel pada baku tembak terbesar dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hamas mengancam akan melakukan lebih banyak serangan roket di Tel Aviv jika pengeboman daerah pemukiman tidak berhenti.
Jet-jet tempur juga menghantam wilayah yang disebut militer Israel "metro", istilah untuk terowongan bawah tanah Hamas.
Sebelumnya, sebagian dari terowongan bawah tanah itu diakui Israel melintasi wilayah sipil.
Roket juga ditembakkan ke Israel dari Lebanon, di mana protes terhadap kampanye Gaza oleh Israel digelar di daerah perbatasan.
Tentara Israel mengatakan enam roket itu tidak mencapai wilayahnya.
Baca juga: 3 Video Emak-emak Ngamuk Viral di Media Sosial, Dua Marah Disuruh Putar Balik, Satu Marahi Kurir
Baca juga: Presiden Jokowi: Hasil TWK Hendaknya Tidak Jadi Dasar Pemberhentian 75 Pegawai KPK!
"DIPLOMASI INTENSIF"
Di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel sejak 1967, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mendesak Washington untuk bertindak melawan "agresi Israel".
Kantor berita Wafa melaporkan, desakan ini disampaikan Mahmud Abbas dalam pertemuan dengan utusan AS untuk Israel dan Palestina, Hady Amr.
Penasihat keamanan nasional Joe Biden, Jake Sullivan mengatakan, dia telah berbicara dengan mitranya dari Israel dan pemerintah Mesir - perantara utama - pada Senin lalu.
Jake mengatakan bahwa Washington terlibat dalam "diplomasi intensif."
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mendorong kesepakatan gencatan senjata dan berusaha mendapatkan dukungan dari Yordania.
Saluran diplomasi lain juga telah dibuka, melalui PBB, dengan bantuan Qatar dan Mesir.
Para menteri luar negeri Uni Eropa juga akan mengadakan pembicaraan mendesak pada Selasa hari ini tentang kekerasan Israel terhadap Palestina, kata diplomat tinggi Josep Borrell.
Konflik Israel dan Palestina kali ini dipicu bentrokan terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem - salah satu situs suci umat Islam - setelah pasukan Israel menyerang jamaah sholat Jumat pada 7 Mei 2021 lalu.
Ketegangan meningkat menyusul adanya tindakan keras terhadap protes atas rencana penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Israel juga berusaha menahan kekerasan antara orang Yahudi dan Arab-Israel, serta kerusuhan di Tepi Barat yang didudukinya, di mana pihak berwenang Palestina mengatakan pasukan Israel telah menewaskan 20 warga Palestina sejak 10 Mei 2021.
Gerakan Fatah dari Mahmud Abbas telah menyerukan "hari kemarahan" dan pemogokan umum pada hari Selasa, seruan ini bergema di kota-kota Arab dan etnis campuran di dalam Israel.
Sumber: AFP via Channel News Asia
(TribunTernate.com/Rizki A.)