Virus Corona
WHO: Varian Delta Adalah Peringatan bahwa Covid-19 Terus Berkembang dan Terus Menular
Hingga kini sudah ada 4 juta kasus Covid-19 di dunia, WHO memperkirakan jumlah total kasus Covid-19 akan melewati 200 juta dalam dua minggu ke depan.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus dan kematian akibat Covid-19 terus meningkat di seluruh dunia.
Sebagian besar di antaranya dipicu oleh virus corona varian Delta yang sangat menular.
Mengutip Saudi Gazette, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian ini telah menyebar hingga ke 132 negara di dunia.
Sudah ada hampir 4 juta kasus di seluruh dunia yang dilaporkan kepada WHO minggu lalu.
WHO pun memperkirakan jumlah total kasus Covid-19 akan melewati 200 juta dalam dua minggu ke depan.
"Dan kami tahu ini adalah perkiraan yang terlalu rendah," ucap Direktur Jenderal Tedros Adhanom Gebreyesus, Jumat (30/7/2021).
Infeksi telah meningkat di setiap wilayah di dunia, bahkan ada yang mencapai 80 persen lebih banyak dalam sebulan terakhir.
Dirjen WHO pun memperingatkan bahwa di Afrika, jumlah kematian meningkat 80 persen dalam periode yang sama.

Baca juga: Sempat Berhasil Tangani Pandemi, China Kini Dibuat Kewalahan oleh Kasus Covid-19 Baru Varian Delta
Baca juga: 95% Kasus Covid-19 Indonesia Didominasi Varian Delta, 5 Info Penting Ini Perlu Diketahui
Dunia Kewalahan
Menurut Tedros, meningkatnya kasus Covid-19 di dunia disebabkan oleh adanya peningkatan percampuran dan mobilitas sosial, pelayanan kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang tidak konsisten, dan pemberian atau penggunaan vaksin yang tidak adil.
Ia mengatakan, tingkat keberhasilan upaya-upaya untuk mengatasi pandemi Covid-19 kini dalam bahaya atau bahkan terancam hilang, sistem kesehatan di banyak negara pun semakin kewalahan.
"WHO telah memperingatkan bahwa virus Covid-19 telah berubah sejak pertama kali dilaporkan dan terus berubah."
"Sejauh ini, empat varian Covid-19 yang mengkhawatirkan telah muncul, dan akan lebih banyak lagi selama virus terus menyebar," tegas Tedros.
Viral Load yang Semakin Tinggi
Ahli epidemiologi WHO dan pemimpin teknis Covid-19, Dr Maria van Kerkhove menjelaskan bahwa varian Delta memiliki mutasi tertentu.
Mutasi ini memungkinkan virus lebih mudah menempel pada sel manusia dan para ahli juga melihat adanya viral load yang lebih tinggi pada individu yang terinfeksi.
Ia menyebut varian Delta sebagai "Virus SARS-CoV-2 yang berbahaya dan paling menular hingga saat ini".
"Ada beberapa penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa ada peningkatan replikasi di beberapa model sistem saluran pernapasan manusia," tambahnya.
Dalam hal tingkat keparahan, Dr Van Kerkhove menyoroti fakta adanya peningkatan rawat inap di negara-negara tertentu yang terkena varian Delta, namun tidak dengan peningkatan angka kematian.
Baca juga: WHO: Virus Corona Varian Delta akan Mendominasi Pandemi Covid-19 dalam Beberapa Bulan ke Depan
Baca juga: Luhut Binsar: Percayalah Kami Melakukan yang Terbaik, tapi Varian Delta Memang Sulit Dihadapi
Pakar WHO mengingatkan bahwa meskipun ada beberapa data yang menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi dapat terinfeksi dan menularkan variannya, kemungkinan tersebut akan jauh berkurang setelah dosis kedua disuntikkan dan mencapai efektivitas penuh.
Ia juga mengklarifikasi bahwa varian Delta tidak secara khusus akan menginfeksi anak-anak, seperti yang dikatakan oleh sejumlah laporan.
Namun, ia memperingatkan bahwa selama varian ini beredar, maka ia akan menginfeksi siapa saja yang tidak mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Virus Terus Berkembang
"Adalah kepentingan virus untuk berevolusi, virus tidak hidup, mereka tidak memiliki otak untuk memikirkan hal ini, tetapi mereka menjadi lebih bugar semakin banyak beredar, sehingga virus kemungkinan akan menjadi lebih mudah menular karena inilah yang dilakukan virus. Mereka berevolusi, mereka berubah seiring waktu," Dr Van Kerkhove memperingatkan, menegaskan pernyataan Tedros.
"Kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk menurunkannya," tambahnya, mengingatkan bahwa kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial bekerja melawan varian Delta dan bahwa vaksin bisa mencegah penyakit dan kematian.
Dr Michael Ryan, Direktur Eksekutif WHO Health Emergencies, mengatakan bahwa bahkan dengan virus yang semakin "lebih cepat dan lebih bugar", rencana permainan tidak berubah, tetapi perlu diimplementasikan dengan lebih efisien.
"Delta bukan hanya peringatan bahwa virus ini berkembang, tetapi juga menjadi imbauan untuk bertindak sebelum varian yang lebih berbahaya muncul," katanya.
SUMBER: Saudi Gazette
(TribunTernate.com)