Dulu Larang Perempuan Bersekolah, Kini Taliban Izinkan Wanita Sekolah tapi Terpisah dengan Pria
Wanita di Afghanistan akan melanjutkan pendidikan tinggi mereka berdasarkan hukum Syariah tanpa berada dalam lingkungan campuran laki-laki perempuan.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menjelaskan bahwa wanita membutuhkan pendamping atau "mahram" apabila mereka bepergian selama tiga hari atau lebih.
Meskipun demikian, mereka tidak melarang apabila wanita akan pergi ke sekolah, kantor, universitas, atau rumah sakit.
"Jika mereka pergi ke sekolah, kantor, universitas, atau rumah sakit, mereka tidak memerlukan mahram," kata Mujahid dalam wawancara dengan The New York Times seperti dikutip dari Fox News, Jumat (26/8/2021).

Mujahid juga menjelaskan bahwa musik di negara itu akan dilarang.
Alasannya karena menurut Mujahid, musik dilarang dalam Islam.
"Kami berharap kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal seperti itu, daripada menekan mereka," kata Mujahid.
"Kami ingin membangun masa depan, dan melupakan apa yang terjadi di masa lalu."
Mujahid telah memperingatkan bahwa wanita yang dipekerjakan di Afghanistan untuk sementara tinggal di dalam rumah sampai Taliban melatih pasukan keamanan tentang bagaimana memperlakukan wanita.
"Pasukan keamanan kami tidak terlatih (dalam) menangani perempuan, bagaimana berbicara dengan perempuan. Sampai kami memiliki keamanan penuh, kami meminta wanita untuk tinggal di rumah," sambungnya.
Beberapa waktu yang lalu, Taliban berjanji akan menghormati hak-hak perempuan.
Tetapi berbagai laporan dari lapangan menunjukkan cerita yang berbeda.
Para perempuan mengungkapkan ketakutan bahwa Taliban akan kembali ke peraturan-peraturan saat masa pemerintahhan dari tahun 1996-2001.
Baca juga: AS Perkirakan Perang Saudara akan Terjadi di Taliban dan Bisa Menjadi Awal Mula Kelompok Teroris
Baca juga: Di Mata Warga Afghanistan, Serangan Terorisme 9/11 Pemicu Perang Afghanistan selama Dua Dekade
Selama masa itu, wanita tidak diizinkan bersekolah atau bekerja, hanya bisa meninggalkan rumah dengan kehadiran seorang pria dan diwajibkan mengenakan penutup kepala hingga ujung kaki.
Seorang mantan jurnalis Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu pada tahun 2015, Rukhsar Azamee, pernah bercerita dalam acara "The Story" Wednesday dari Fox News tentang kesaksiannya selama hidup di Afghanistan.
"Mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk sekolah, kuliah, dan tidak memiliki hak untuk bekerja, dan tidak dapat meninggalkan rumah mereka tanpa laki-laki. Ini memilukan. Ini memilukan," kata Azamee dalam acara tersebut.