Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Hadiri KTT G20 di Italia, Jokowi: Indonesia Ingin G20 Memberikan Contoh dalam Hadapi Perubahan Iklim

Penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup, hanya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam tindakan nyata, bukan saling menyalahkan.

Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu, (31/10/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu-Minggu (30-31/10/2021).

Sementara itu, Kelompok Duapuluh atau G20 (Group of Twenty) sendiri adalah kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun hadir dalam konferensi tersebut, didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dalam KTT itu, Jokowi menyampaikan sejumlah hal, di antaranya terkait dengan perubahan iklim dan lingkungan hidup.

Pada sesi II KTT G20 dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup yang digelar Minggu, Jokowi menyebut bahwa penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup, hanya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam tindakan nyata, bukan saling menyalahkan.

“Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata,” kata Jokowi.

Baca juga: Jujur Saat Temukan Cek Rp35,9 Miliar, Petugas Cleaning Service Bandara Soetta Dinaikkan Jabatannya

Baca juga: Mata Uang Kripto Difatwa Haram oleh PWNU Jawa Timur, Ini Penjelasan Risikonya Menurut BI

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bahwa G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal. 

“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” ucapnya. 

Bahkan, menurutnya, penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.

“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi. Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektar critical land pada 2010-2019,” kata Jokowi.

Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu, (31/10/ 2021).
Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu, (31/10/2021). (Sekretariat Presiden)

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya tahun 2030 dan “Net Zero” di tahun 2060 atau lebih cepat.

Kawasan Net Zero mulai dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.200 hektar, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product

Baca juga: Akibat Krisis Iklim, Dunia Kini Hadapi Ancaman Gelombang Panas yang Tak Tertahankan

Baca juga: Disebut sebagai Ancaman Kesehatan Terbesar bagi Manusia, WHO Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

Baca juga: Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Baca juga: Darurat Iklim, Kebakaran Hutan Terjadi di Berbagai Wilayah di Dunia, dari Turki hingga California

“Tata kelola yang baik di tingkat global untuk penerapan carbon pricing perlu segera agar sesuai dengan tujuan Persetujuan Paris dan memberikan insentif bagi partisipasi swasta dengan memperhatikan kapabilitas dan kondisi tiap negara. Saat ini Indonesia sedang dalam tahap akhir penyelesaian regulasi mengenai carbon pricing untuk mendukung pemenuhan komitmen target NDCs,” tuturnya.

Dalam pidato di depan Sidang Majelis Umum PBB beberapa waktu lalu, Jokowi juga mengingatkan pentingnya mengenai pemberdayaan negara berkembang untuk melakukan transisi energi dan mendorong inovasi teknologi untuk membangun ekonomi dunia yang berkelanjutan. 

“Saya ingin berikan perhatian besar terhadap teknologi-teknologi yang dapat ditawarkan negara G20 bagi negara berkembang dalam transisi energi,” ujar Jokowi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved