Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Perdana Menteri Israel Tolak Usulan AS yang Ingin Membuka Kembali Konsulat Palestina di Yerusalem

"Tidak ada ruang untuk konsulat Amerika lainnya di Yerusalem. Yerusalem adalah ibu kota satu negara dan itu adalah negara Israel," ujar PM Israel.

YONATAN SINDEL / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menolak usulan AS yang ingin membuka kembali konsulat untuk warga Palestina di Yerusalem. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pemerintah Israel menolak permintaan pemerintahan Joe Biden yang mengizinkan Amerika Serikat (AS) membuka kembali konsulat bagi warga wilayah Palestina di Yerusalem.

Permintaan pemerintahan Joe Biden ini menjadi bagian dari salah satu upaya Gedung Putih untuk memperbaiki hubungan dengan para pemimpin Palestina.

Pada sebuah konferensi pers yang digelar pada Minggu (14/11/2021), Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan tidak ada ruang untuk konsulat kedua AS di Yerusalem.

Sebagai informasi, sebelumnya AS telah menutup kosulatnya yang melayani warga Palestina pada tahun 2019.

Penutupan itu dilakukan pada masa pemerintahan Trump, di mana ia secara resmi mengakui bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Baca juga: Israel Bentuk Pemerintah Baru, Presiden Palestina: Kami Tetap Inginkan Negara Palestina

Langkah tersebut membuat para pejabat Palestina marah, karena kota itu juga diklaim oleh Otoritas Nasional Palestina sebagai ibu kota.

"Tidak ada ruang untuk konsulat Amerika lainnya di Yerusalem," kata Perdana Menteri Israel seperti dikutip The Independent dari The Associated Press.

"Yerusalem adalah ibu kota satu negara dan itu adalah negara Israel," lanjut Bennett.

PEMIMPIN BARU ISRAEL - Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, saat menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021.
PEMIMPIN BARU ISRAEL - Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, saat menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. (YONATAN SINDEL / POOL / AFP)

Namun demikian, layanan konsulat untuk Palestina terus berlanjut hingga tingkat terbatas di kedutaan yang dibuka oleh AS di Yerusalem.

Kedutaan AS di Yerusalem itu utamanya berfungsi sebagai markas besar hubungan AS dengan Israel, namun juga berisi Unit Urusan Palestina-AS.

Lebih lanjut, pemerintah Israel telah mengusulkan kepada AS agar mereka membuka konsulat di Tepi Barat.

Tetapi, gagasan ini ditentang oleh para pemimpin Palestina yang menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai satu-satunya Ibu Kota Israel dan mencari bagian timur kota Yerusalem sebagai bagian dari wilayah yang mereka klaim.

Sebelumnya, pemerintahan Trump sangat bersekutu dengan mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu selama bertahun-tahun Donald Trump menjabat.

Baca juga: Parlemen AS Setujui Kucuran Dana Sebesar 1 Miliar Dolar AS untuk Iron Dome Israel

Dalam masa itu, Donald Trump yang menjabat sebagai Presiden AS juga terus mengawal pengakuan resmi kedaulatan Israel oleh Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Pada saat yang sama, hubungan AS dengan Palestina pun memburuk dan upaya Gedung Putih untuk merekayasa kesepakatan antara para pemimpin Israel dan Palestina tidak pernah membuahkan hasil.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved