Virus Corona
Catat Kasus Kematian 4.200 per Hari, WHO Perkirakan 2,2 Juta Orang Eropa Meninggal pada Maret 2022
WHO mengatakan bahwa total kematian di seluruh Eropa akibat Covid-19 kemungkinan akan melebihi 2 juta kasus pada Maret 2022.
TRIBUNTERNATE.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa total kematian di seluruh Eropa akibat Covid-19 kemungkinan akan melebihi 2 juta kasus pada Maret 2022.
Dengan demikian, lanjut WHO, pandemi Covid-19 telah menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah tersebut.
Kasus kematian yang dilaporkan telah meningkat menjadi hampir 4.200 per hari, dua kali lipat dari jumlah yang tercatat pada September 2021.
Sementara, kasus kematian kumulatif yang dilaporkan di wilayah Eropa, termasuk Inggris, telah melampaui angka 1,5 juta.
WHO kemudian menggambarkan situasi tersebut sebagai kondisi yang sangat serius.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Jerman Meroket, Angela Merkel Minta Jerman Lakukan Pembatasan Lebih Ketat
Baca juga: Lebih dari 1 Juta Orang Kehilangan Indra Penciuman Jangka Panjang Usai Sembuh dari Covid-19
Pihaknya memperkirakan akan ada tekanan tinggi atau ekstrem pada kapasitas tempat tidur rumah sakit di 25 dari 53 negara di Eropa.
Selain itu, unit perawatan intensif (ICU) di 49 negara di Eropa akan mengalami tekanan yang sama.
Melansir The Guardian, WHO mengatakan bahwa pada tren saat ini, jumlah kematian kumulatif di kawasan itu akan melampaui 2,2 juta pada 1 Maret.

Eropa kembali menjadi pusat pandemi, bahkan pada minggu ini Austria menjadi negara Eropa Barat pertama yang kembali memberlakukan lockdown.
Peningkatan kasus ini didorong oleh virus corona varian delta yang sangat menular yang kini menjadi dominan di seluruh dunia, kata WHO.
Selain itu, pelonggaran protokol kesehatan yang makin meluas, seperti tak lagi memakai masker dan tidak menjaga jarak fisik sejak musim panas lalu juga telah menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Eropa.
Masih banyaknya orang yang belum divaksinasi dalam kondisi di mana semakin banyak orang yang berkumpul di dalam ruangan dalam cuaca akhir musim gugur yang lebih dingin juga menyebabkan kenaikan kasus.
Baca juga: Covid-19 Eropa Melonjak, Republik Ceko Berlakukan Lockdown bagi Warganya yang Tidak Divaksinasi
Baca juga: Terjadi Lonjakan Kasus, Negara Uni Eropa Timur Kembali Terapkan Lockdown: Ini Benar-Benar Bencana
Tak berhenti sampai di situ, kemanjuran vaksin terhadap bentuk penyakit yang parah pun makin berkurang, dengan kata lain banyak orang dibiarkan rentan terhadap virus.
Dr Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa mengatakan bahwa penting bagi negara-negara di dunia untuk memberikan vaksin booster.
"Ini berarti [negara-negara perlu] mendapatkan dosis vaksin standar dan mengambil vaksin booster jika ditawarkan," kata Kluge.
"Tetapi, kita juga perlu memasukkan langkah-langkah pencegahan ke dalam rutinitas kita," lanjutnya.

Kluge menyebut bahwa mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga sirkulasi udara dalam ruangan, menjaga jarak fisik hingga melakukan vaksinasi adalah cara sederhana dan efektif untuk mengendalikan virus.
"Kita semua memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk membantu mencegah tragedi yang tidak perlu."
"Kita perlu mencegah hilangnya nyawa dan membatasi gangguan lebih lanjut terhadap masyarakat dan bisnis selama musim dingin ini."
"Sementara, lockdown dan menutup sekolah adalah usaha terakhir untuk bsia menekan penyebaran," tambah Kluge.
Baca juga: Aturan Pelaksanaan Ibadah Natal 2021 PPKM Level 3: Gereja Bentuk Satgas Covid, Jemaat Maksimal 50%
WHO sendiri menyatakan bahwa sudah ada lebih dari 1 miliar dosis vaksin telah diberikan di wilayah Eropa dan 53,5 persen di antaranya sudah menyelesaikan vaksinasi dosis lengkap.
Namun, dalam angka tersebut terdapat perbedaan besar antar negara di mana terdapat beberapa negara yang baru memvaksinasi 10 persen dari populasinya, sementara negara lain sudah lebih dari 80 persen populasi.
(TribunTernate.com/Ron)