Pasca-Erupsi Gunung Berapi Bawah Laut dan Tsunami, Tonga Minta Bantuan Darurat
Dua hari setelah erupsi Gunung Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai dan tsunami yang dipicunya, Tonga menyerukan "bantuan segera".
Organisasi Palang Merah Internasional juga telah menawarkan bantuan dan Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum) mengatakan. siap membantu dalam apa yang disebutnya sebagai "bencana alam sekali dalam satu milenium" ini.
"Dalam beberapa jam dan hari mendatang, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang situasi di Tonga, serta Benua Pasifik Biru lainnya," kata Sekretaris Jenderal Pacific Islands Forum, Henry Puna dalam sebuah pernyataan.
Dampak dari letusan pada Sabtu lalu itu terasa di seluruh Pasifik, di negara-negara kepulauan lain seperti Fiji, dan di Amerika Utara dan Selatan.
Awan abu yang sangat besar sekarang menyebar ke barat menuju Australia.
Baca juga: Gempa Bumi M 5.4 Guncang Bayah Banten Senin Pagi, Tak Berpotensi Tsunami
PBB Siap Memberikan Bantuan kepada Tonga
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), António Guterres, menyatakan keprihatinannya yang mendalam mengenai tsunami dan sebaran abu vulkanik yang menyelimuti Tonga pasca-letusan gunung berapi bawah laut di dekat negara Pasifik itu.
Dikutip dari situs un.org, Sekjen PBB juga menyampaikan keprihatinannya tentang peringatan tsunami yang telah dikeluarkan di negara lain seperti Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Amerika Serikat.
“Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Pasifik memantau situasi dengan cermat dan bersiaga untuk memberikan dukungan jika diminta. Sekretaris Jenderal berterima kasih kepada negara-negara yang telah menawarkan bantuan mereka”, kata juru bicara PBB, Farhan Haq dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Sabtu (15/1/2022).
Menurut Layanan Geologi Tonga (Tonga Geological Services), gunung berapi bawah laut yang besar itu meletus tepat sebelum matahari terbenam pada Jumat dengan gumpalan abu mencapai ketinggian lebih dari 12 mil di atas permukaan laut.
Awan abu dan uap mencapai sekitar 150 mil, erupsi ini ditangkap oleh citra satelit dan dibagikan oleh berbagai badan meteorologi.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengonfirmasi pada Minggu,, bahwa gelombang tsunami setinggi 1,2 meter menghantam garis pantai dan sekitar uku'alofa yang menyebabkan kerusakan bangunan dan infrastruktur yang belum terinci hingga kini.
Saat ini, komunikasi dengan Tonga menjadi tantangan karena saluran telepon biasa terputus, kabel internet dari Fiji ke Tonga kemungkinan rusak, dan telepon satelit hanya berfungsi sesekali.
Informasi awal yang diterima oleh Kantor PBB menunjukkan bahwa pulau utama Tongatapu, dengan ibu kota Nuku'alofa, tertutup abu dengan ketebalan sekitar 2 centimeter dan ada kekhawatiran tentang aksesibilitas air bersih.
Tidak ada cedera atau kematian yang dilaporkan saat ini, tetapi ada satu orang yang diduga hilang (anggota penjaga pantai).
OCHA berupaya untuk membangun jalur komunikasi dengan Kantor Manajemen Darurat Nasional (NEMO) Tonga yang memimpin penilaian kerugian dan respon potensial – bekerjasama dengan Masyarakat Palang Merah Tonga.
Sumber: Al Jazeera, NBC News, un.org
(TribunTernate.com/Rizki A.)