Terkini Internasional
PBB: Jumlah Kasus Kebakaran Hutan di Dunia akan Meningkat karena Pemanasan Global
Menurut laporan PBB, jumlah kebakaran hutan besar di seluruh dunia akan meningkat tajam dalam beberapa dekade mendatang karena pemanasan global.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus kebakaran hutan di dunia semakin memprihatinkan.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah merilis laporan terbaru yang menyoroti kasus kebakaran hutan dalam skala masif di berbagai wilayah di dunia.
Menurut laporan yang dikeluarkan pada Rabu (23/2/2022) itu, jumlah kebakaran hutan besar di seluruh dunia akan meningkat tajam dalam beberapa dekade mendatang karena pemanasan global.
Sementara itu, negara-negara di dunia belum siap menghadapi kematian dan kehancuran akibat kebakaran besar tersebut.
Bahkan, upaya paling ambisius untuk menekan emisi gas rumah kaca tidak akan mencegah lonjakan dramatis dalam frekuensi kondisi kebakaran ekstrem, demikian kesimpulan dari laporan yang dibuat oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).
"Pada akhir abad ini, kemungkinan terjadinya kebakaran hutan yang serupa dengan Musim Panas Hitam Australia 2019 dan 2020 atau kebakaran besar Arktik pada tahun 2020 suatu waktu nanti, akan meningkat dari 31 persen menjadi 57 persen," kata laporan tersebut, dikutip dari Channel News Asia.
Baca juga: Elektabilitas Demokrat Naik hingga Salip Golkar, Pengamat: Terjadi karena Faktor Kekecewaan Rakyat
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Puan Maharani di Posisi Paling Bawah, Ganjar Masuk 3 Besar
Baca juga: Desak Pemerintah Cabut Aturan Baru JHT, Buruh Ingin Permenaker Nomor 19 Tahun 2015 Dikembalikan

Meningkatnya suhu Bumi telah mengubah sejumlah lanskap menjadi kotak api.
Sementara, itu, cuaca yang lebih ekstrem akan memicu adanya angin yang lebih kuat, lebih panas, dan lebih kering sehingga api semakin sulit dikendalikan.
Kebakaran hutan memang terjadi di tempat yang biasanya, tetapi kebakaran akan semakin hebat di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti di lahan gambut kering dan permafrost atau lapisan es yang mencair.
“Kebakaran bukanlah hal yang baik,” kata Peter, pakar manajemen kebakaran hutan di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) yang turut berkontribusi dalam laporan ini.
"Dampaknya pada manusia - secara sosial, kesehatan, psikologis - sangat fenomenal dan berjangka panjang," katanya kepada wartawan dalam sebuah briefing pers.
Kebakaran hutan besar, yang dapat mengamuk tak terkendali selama berhari-hari atau berminggu-minggu, dapat menyebabkan masalah pernapasan dan jantung, terutama bagi orang lanjut usia dan anak-anak atau bayi.
Sebuah studi terbaru di jurnal The Lancet menyimpulkan bahwa paparan asap api mengakibatkan rata-rata lebih dari 30.000 kematian setiap tahun di 43 negara di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat juga telah mengalami kerugian ekonomi sebesar 71 miliar hingga 348 miliar dolar AS akibat kebakaran hutan.
Baca juga: Darurat Iklim, Kebakaran Hutan Terjadi di Berbagai Wilayah di Dunia, dari Turki hingga California
Baca juga: Gelombang Panas di Kanada dan AS: Ratusan Orang Meninggal Dunia, Risiko Kebakaran Hutan Meningkat
Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Tahun 2022 Diperkirakan akan Menjadi Tahun Terpanas di Bumi

Mengancam Kehidupan Satwa Liar