Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Facebook Larang Media Pemerintah Rusia Pasang Iklan dan Dapat Uang dari Platformnya

Pada Jumat (25/2/2022) kemarin, Facebook membatasi media pemerintah Rusia untuk mendapat uang dari platform media sosial itu.

Nextren
Ilustrasi Facebook. Pada Jumat (25/2/2022) kemarin, Facebook membatasi media pemerintah Rusia untuk mendapat uang dari platform media sosial itu. 

TRIBUNTERNATE.COM - Perusahaan media sosial Facebook mengambil tindakan terhadap Rusia pasca-dilancarkannya 'operasi militer khusus' terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Pada Jumat (25/2/2022) kemarin, Facebook membatasi media pemerintah Rusia untuk mendapat uang dari platform media sosial itu.

Diketahui, saat ini agresi Rusia telah mencapai jalanan di Kota Kyiv.

"Kami sekarang melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau monetisasi di platform kami di mana pun di dunia," kata Nathaniel Gleicher, kepala Kebijakan Keamanan perusahaan raksasa media sosial itu di cuitannya di Twitter.

Dia menambahkan bahwa Facebook akan "terus menerapkan label ke media pemerintah Rusia tambahan," dikutip dari Channel News Asia.

Perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan sebelumnya pada Jumat lalu, Rusia akan dibatasi layanannya setelah menolak perintah pihak berwenang untuk berhenti menggunakan pemeriksa fakta (fact-checker) dan label peringatan konten pada platformnya.

Baca juga: Rusia Berhasil Rebut Chernobyl dari Ukraina, Faktor Geografi Jadi Alasan Utama

Baca juga: Cerita Pilu Presiden Ukraina, Kecewa Tak Ada Pihak yang Mau Bantu Lawan Rusia

Baca juga: Viral Video Pria Ukraina Menangis Antar Anaknya ke Zona Aman, Diduga akan Berpisah lantaran Perang

Sebuah ledakan terlihat pada Kamis (24/2/2022) dini hari waktu setempat di Kota Kharkiv, Ukraina.
Sebuah ledakan terlihat pada Kamis (24/2/2022) dini hari waktu setempat di Kota Kharkiv, Ukraina. (via Daily Mail)

Jaringan media sosial memang telah menjadi salah satu front utama dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Media sosial sendiri merupakan tempat yang tak hanya dipenuhi informasi yang terkadang menyesatkan tetapi juga pemantauan waktu nyata (real-time) dari konflik yang berkembang pesat yang menandai krisis geopolitik terbesar di Eropa dalam beberapa dekade ini.

"Kemarin, otoritas Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diunggah di Facebook oleh empat organisasi media milik negara Rusia," kata Nick Clegg dari Meta dalam sebuah pernyataan.

"Kami menolaknya," tegas Nick.

Pernyataan Nick Clegg keluar beberapa jam setelah regulator media Rusia mengatakan pihaknya membatasi akses ke Facebook, menuduh raksasa teknologi AS itu menyensor dan melanggar hak-hak warga negara Rusia.

Pada Rabu sebelumnya, Facebook juga merilis fitur di Ukraina yang memungkinkan orang mengunci profil mereka untuk meningkatkan keamanan, menggunakan device yang juga digunakan perusahaan itu setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban tahun lalu.

Nathaniel Gleicher mengatakan Facebook telah mendirikan Pusat Operasi Khusus untuk memantau situasi di Ukraina "sebagai respon atas konflik militer yang sedang berlangsung."

Baca juga: Vladimir Putin Perintahkan Agresi Rusia ke Ukraina, Ini Reaksi Negara-negara dan Organisasi Dunia

Diberitakan sebelumnya, Rusia telah memulai invasi skala besar ke Ukraina atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin sejak Kamis (24/2/2022) lalu.

Laporan menyebutkan, Rusia menyerang infrastruktur militer Ukraina di sejumlah kota.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved