Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Inggris Alami Kenaikan Kasus dan Kematian terkait Covid-19 setelah Pembatasan Sosial Dicabut

Menurut laporan dari Kantor Statistik Nasional Inggris, menunjukkan bahwa terdapat 4,9 juta orang di Inggris terinfeksi Covid-19 selama 20-26 Maret.

JOE KLAMAR/AFP
Ilustrasi Covid-19 di Inggris - Kasus virus corona di Inggris telah meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir disebabkan oleh varian omicron BA.2. Selain itu, kasus kematian terkait Covid-19 juga meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kasus. 

TRIBUNTERNATE.COM - Kasus virus corona di Inggris telah meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir disebabkan oleh varian omicron BA.2.

Selain itu, kasus kematian terkait Covid-19 juga meningkat di Inggris seiring dengan meningkatnya jumlah kasus.

Kenaikan ini terjadi setelah Perdana Menteri (PM) Inggris mencabut semua pembatasan terkait pandemi Covid-19.

Menurut laporan dari Kantor Statistik Nasional Inggris, terdapat 4,9 juta orang di Inggris terinfeksi Covid-19 selama 20-26 Maret lalu.

Angka tersebut naik dari 4,3 juta pada minggu sebelumnya.

Sementara itu, penemuan varian Omicron baru, yang disebut XE di Inggris telah menimbulkan kekhawatiran.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mendeteksi keberadaan XE pada Maret lalu.

Varian ini merupakan rekombinan dari omicron BA.1 dan BA.2.

Baca juga: China Catat Lebih dari 20.000 Kasus Harian Infeksi Covid-19, Tertinggi Sejak Awal Pandemi

Baca juga: Varian Baru Omicron XE, Gabungan dari Omicron BA.1 dan BA.2, jadi Varian Covid yang Paling Menular

Kemudian, pemerintah Inggris juga memperbarui daftar resmi gejala Covid-19.

Gejala baru tersebut seperti sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri otot dan diare.

Menurut UKHSA, strain XE pertama kali ditemukan di Inggris pada pertengahan Januari 2022.

Sebanyak 637 kasus telah dilaporkan hingga saat ini.

Di tengah perkembangan pandemi di Inggris ini, para pemilik agen tur di Inggris memperingatkan pembatalan penerbangan lebih lanjut dan gangguan perjalanan selama liburan Paskah.

EasyJet, salah satu penyedia tur populer di Inggris, telah membatalkan 62 penerbangan terjadwal pada hari Senin lalu dan membatalkan lebih dari 200 penerbangan pada hari Sabtu dan Minggu.

Pembatalan ini, menurut perusahaan, disebabkan meningkatnya kasus virus corona dan ketidakhadiran karyawan agen tur secara massal karena sakit.

"Sebagai akibat dari tingkat infeksi Covid yang tinggi saat ini di seluruh Eropa, seperti semua bisnis, EasyJet mengalami tingkat infeksi pada karyawan yang lebih tinggi dari biasanya."

"Jadi kami telah mengambil tindakan untuk membatalkan beberapa penerbangan sebelumnya, untuk memberikan pemberitahuan kepada pelanggan, ” kata EasyJet dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Anadolu Agency.

Sementara itu, kematian terkait Covid-19 di Inggris juga melonjak ke level tertinggi sejak pertengahan Februari.

Baca juga: Pasien Covid-19 Sebaiknya Jangan Makan Makanan Ini, Bisa Memperparah Gejala & Memperlambat Pemulihan

Baca juga: Penelitian: Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Hanya Beri Sedikit Manfaat bagi Orang Dewasa Muda

Kasus Covid-19 Jerman meroket - Dalam foto: Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung.
Ilustrasi Covid-19 (Christof STACHE/AFP)

Laporan ini diperoleh menurut data terbaru dari Office for National Statistics (ONS).

Mengutip The Guardian, ada 780 kematian di mana Covid-19 disebutkan pada sertifikat kematian para mendiang, dalam tujuh hari menjelang 25 Maret.

Angka ini naik 14 persen dari minggu sebelumnya.

Diketahui. kasus virus corona telah meningkat di seluruh Inggris sejak awal Maret.

Kenaikan tersebut didorong oleh penyebaran varian Omicron BA.2.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved