Ela Ela
Melihat Perayaan Malam Lailatul Qadar di Kedaton Kesultanan Ternate
Sebuah ritual atau tradisi Jou Uci Sabea (Sultan Turun Sembahyang) di Sigi Lamo (Mesjid Sultan) pada malam Lailatul Qadar.
Mereka berpakaian putih dengan ikat kepala hitam yang disebut lastar. Jumlah mereka berdasarkan hitungan tahun Hijriyah.
Sebagian menunggu di bawah menyiapkan Tandu untuk Sultan.
Petugas ini diberi nama "Doi-Doi", atau orang yang akan mengangkat sang Sultan dengan tandu menuju ke Sigi Lamo.
Iring- iringan ini berjalan sekitar 450 meter dari kedaton sultan ke Sigi Lamo.
Sultan diarak ke Sigi Lamo menunaikan salat Isya dan Tarawih yang dipimpin Jo Qalem, atau imam tertinggi Kesultanan Ternate, Hidayattussalam Sehan.
Para petugas yang memukul gamelan dan gong ikut mengiringi perjalanan Sultan dan rombongan itu.
Ritual pemukulan Gong dan Gamelan itu disebut "Cika Momo".
Cika Momo sendiri hanya berlangsung empat kali dalam setahun.
Yaitu pada malam ke 15 Ramadan atau malam Qunut, malam Lailatul Qadar, Idul Fitri, serta Idul Adha. (*)
Laporan Tribunternate.com/Gustam Jambu