Deretan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sejumlah Daerah, Lumajang hingga Lampung
Rupanya, kasus infeksi PMK juga dilaporkan di daerah selain Jawa Timur, seperti Provinsi Lampung, Aceh, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB)
Kadis Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang, Safuan mengabarkan, sebelumnya pada Rabu, 4 Mei 2022, tercatat 2.273 ekor sapi yang teinfeksi suatu penyakit menunjukkan gejala yang sama.
Yakni, suhu tubuh yang tinggi dan terdapat bekas luka di kakinya.
"Yang terinfeksi sampai dengan tanggal 4 Mei 2022 sebanyak 2.273 ekor sapi yang teinfeksi (PMK). Yang mati saat ini di angka 30-an, yang mati rata-rata anak sapi, yakni yang masih menyusui," kata Safuan dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (11/5/2022).
Safuan mengatakan, upaya terus dilakukan demi mempertahankan kesehatan hewan ternak itu.
"Sampai hari ini kita hanya melakukan penyuntikkan pada sapi yang sakit, yakni obat antibiotik, obat penurun panas dan vitamin. Karena sapi-sapi yang sakit ini rata-rata suhu badannya tinggi."
"Hingga saat ini, setelah dilakukan penyuntikkan, sudah banyak sapi-sapi itu yang bertahan, sudah bisa bangun, sudah bisa makan," lanjut Safuan.
Pengobatan ini, kata Safuan, baru dilakukan secara swadaya warga.
43 Sapi di Lombok Timur Terkonfirmasi Positif PMK
Kasus infeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini terdeteksi di Kabupaten Lombok Timur.
Sebanyak 43 sapi yang ada di salah satu peternak sapi di Desa Bagik Nyake, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkonfirmasi positif PMK.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Lombok Timur Tatang mengungkapkan kasus pertama teridentifikasi untuk wabah PMK itu di Aikmel yakni dimulai Rabu 9 Mei 2022.
Tetapi dalam tiga hari ini kasus positif PMK di Lombok Timur naik secara instan sebanyak 300 ekor.
Ia juga menegaskan, wabah ini hanya menjangkit hewan ternak dan tidak berpengaruh pada manusia.
Adapun sapi yang terkena wabah PMK ini proses penyembuhannya memakan waktu maksimalnya 7 hari bahkan lebih, tergantung dari imun yang dimiliki oleh sapi itu sendiri.
Dengan adanya kasus wabah PMK yang sedang merebak, masyarakat diimbau agar tidak terlalu panik.
"Yang kita harapkan adalah bagaimana menenangkan masyarakat terkait kondisi ini," terangnya.
"Kalau ada gejala hipersalivasi atau terjadinya produksi air liur secara berlebih pada hewan, kalau diobati 3 kali bisa menunjukkan kesembuhan, sehingga peternak jangan terlalu khawatir dengan hal tersebut," sambungnya.
Ia juga menekankan jika ada kondisi sapi yang disangkakan terjangkit PMK, masyarakat lebih cepat melaporkannya ke puskeswan yang ada di masing-masing Desa.
Secara data sendiri di paparkan pula olehnya yakni terdapat 218 ekor sapi yang sudah positif terjangkit PMK di Lombok Timur, kemudian yang sembuh sebanyak 115 ekor, kemudian yang di potong paksa sebanyak 4 ekor.
"Tetapi di sisi lain, dengan adanya wabah ini, ada sisi positif yang bisa didapatkan, dimana ada pengurangan mengenai peredaran daging beku, karna memang peredaran daging beku di Lombok Timur paling banyak di kecamatan aik mel," tegasnya
Dugaan sementara, peredaran kasus PMK ini paling rentan melalui daging beku, yang didapatkan dari luar daerah.
Dijelaskan pula, menyusul banyaknya kasus PMK yang terkonfirmasi, pasar daging yang ada di Lombok Timur akan ditutup.
"Ambil sisi positifnya, masyarakat yang awalnya banyak mengkonsumsi daging beku, saya harapkan mulai saat ini cobalah beralih ke daging lokal saja," tutupnya.
Sumber: TribunLampung.com, TribunJatim.com, Tribunnews.com, KompasTV
(TribunTernate.com)