Ketua Pemuda Muhammadiyah Morotai Kenang Terakhir Berdialog dengan Almarhum Buya Syafii Maarif
Sebagai kader Muhammadiyah Akbar merasa sangat kehilangan kepergian Buya. Wakili seluruh keluarga besar Pemuda Muhammadiyah Morotai Ali Akbar.
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Mufrid Tawary
Kabar meninggal Buya Syafii Maarif disampaikan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir melalui media online dan wa grup di seluruh keluarga besar perserikatan Muhammadiyah seluruh Indonesia atas duka mendalam yang kami alami.
Baca juga: Muhammadiyah Maluku Utara: Buya Syafii Maarif Ibarat Matahari Terbit Dari Timur
Ahmad Syafii Maarif merantau ke Jawa dan melanjutkan pendidikannya di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta.
Setelah lulus, Ahmad Syafii Maarif diharuskan mengabdi di pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah dan dikirim ke Lombok, Nusa Tenggara Timur selama setahun.
Setelah menyelesaikan masa pengabdian, Syafii Maarif kemudian melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Surakarta.
Karena adanya pemberontakan PRRI/Permesta yang mengakibatkan terputusnya hubungan Sumatera-Jawa, Syafii Maarif tidak bisa lagi mendapatkan bantuan biaya kuliah dari saudaranya yang berada di Sumatera.
IPada saat itu, Syafii Maarif menyambung hidupnya dengan menjadi guru desa di wilayah Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Ahmad Syafii Maarif kembali melanjutkan kuliahnya di Jurusan Sejarah Universitas Cokroaminoto dan berhasil meraih gelar Sarjana Muda pada 1964.
Sedangkan gelar Sarjananya diperoleh dari IKIP Yogyakarta empat tahun kemudian.
Ahmad Syafii Maarif juga meraih gelar master di bidang sejarah dari Ohio State University, Amerika Serikat.
Gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Univesitas Chicago, AS dengan disertasinya yang berjudul Islam as the Basis of State: A Study of The Islamic Political Idead as Reflected in the Constituent Assembli Debates in Indonesia. (*)