Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Terkunci Saat Kericuhan, Komdis PSSI Sebut Ada Kelalaian Petugas
Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, mengungkapkan hasil investigasi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
TRIBUNTERNATE.COM - Kerusuhan berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, masih menyisakan duka.
Diketahui, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah digelarnya laga Derby Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya dalam pekan 11 Liga 1 musim 2022-2023, Sabtu (1/10/2022).
Dalam laga tersebut, tim tuan rumah, Arema FC, menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan diperparah dengan adanya penembakan gas air mata dari pihak kepolisian.
Akibat dari tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, korban tewas kini tercatat sebanyak 131 jiwa.
Penyelidikan dan investigasi pun terus berlanjut guna mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini.
Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, mengungkapkan hasil investigasi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Di antaranya tekait pintu tribun yang tak dibuka saat insiden kerusuhan yang menewaskan lebih dari 100 orang tersebut terjadi.
Baca juga: Bertambah, Jumlah Korban Tewas dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Kini Tercatat 131 Jiwa
Baca juga: Gas Air Mata Langgar Aturan FIFA, Ternyata Indonesia Bisa Lolos dari Sanksi Tragedi Kanjuruhan?
Baca juga: Pelanggaran HAM di Kanjuruhan, Amnesty International: Kapolda Jatim dan Ketua PSSI Layak Dicopot

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyatakan penyebab tertutupnya pintu keluar masuk penonton itu karena adanya kelalaian petugas keamanan atau security officer di stadion.
Petugas keamanan yang sudah mendapat komando untuk membuka pintu tidak segera melaksanakan perintah.
"Ketepatan komando yang dikomandoi yang disuruh buka pintu di sebelah sana (pintu 13) belum melaksanakan pembukaannya itu alasannya," kata Ahmad Riyadh saat konferensi pers, Selasa (4/10/2022) yang ditayangkan YouTube KompasTV.
Atas kelalaian itu, Komdis PSSI pun memberi sanksi bagi petugas keamanan di insiden berdarah tersebut.
Baca juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan, 2 Pemain Arema FC Ungkap Kesaksiannya: Masih Teringat Sampai Sekarang
Baca juga: Dilarang FIFA, Polisi Tetap Pakai Gas Air Mata di Kanjuruhan: Anggaran Nyaris Rp 1 T dalam 5 Tahun
Security officer , Suko Sutrisno, dilarang melakukan kegiatan di lingkungan sepak bola seumur hidup.
"Kemudian ada security officer atau steward (petugas keamanan), orang yang mengatur semua keluar masuk pintu semuanya. Siapa itu security officer Arema FC? Dia adalah Suko Sutrisno."
"Suko Sutrisno sebagai petugas kemanan tidak boleh melakukan kegiatan di lingkungan sepak bola seumur hidup," kata Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing.