Pemprov Maluku Utara dan RSUD Ngutang di Bank Untuk Bayar TTP Nakes
Keluhan ratusan Tenaga Kesehatan (Nakes) di RSUD Chasan Boesoerie Ternate, akan ditindaklanjuti Pemprov dan pihak RSUD.
Penulis: Randi Basri | Editor: Mufrid Tawary
Alwia menjelaskan, pinjaman tersebut harus disesuaikan kekuatan pendapatan RSUD CB, karena dengan besaran bunga 12 persen, BLUD harus membayar total Rp 5,6 miliar.
“Bunganya itu Rp600 juta. Sekarang saya sementara menyusun peta kekuatan pendapatan kami. Tetapi saya tetap berharap tahun depan berjalan bisa dilunasi Pemprov. Itu harapan saya, tapi belum ada keputusan itu,” terangnya.
Mantan Jubir Covid1-9 itu menyampaikan, dari besaran pinjaman itu ditaksir mencukupi pembayaran TTP selama dua bulan.
Untuk sisanya, kata Alwiah, nanti dikoordinasikan kembali bersama instansi terkait motede penyelesaiannya.
“Nanti kita bicarakan lagi seperti apa jalan keluarnya, karena saya sekarang posisinya sulit. Jadi saya tetap membutuhkan bantuan pemerintah. Kalau pak gubernur sudah sampaikan seperti tadi, harapan tindaklanjutnya ada yang penting sesuai aturan,” katanya.
Ia menuturkan, kenapa pemerintah tidak bayar langsung take over, karena nanti menjadi temuan. Pasalnya, saat ini tidak ada catatan hutang di pemerintah provinsi.
“Catatan hutang itu ada di BLUD. Jadi, BLUD yang harus selesaikan. Tetapi, BLUD tidak punya anggaran, maka siasatnya adalah pinjaman,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya belum bisa memastikan waktu pembayaran hak TTP Nakes RSUD CB, karena saat ini pengajuan pinjaman masih diproses pihak bank.
“Nanti saya cek lagi ke bank prosesnya berapa lama,” singkatnya.
Alwiah berharap kepada para Nakes kembali bekerja seperti sedia kala.
“Untuk saya keluarkan kewenangan klinis, teman-teman Nakes harus predensial, karena itu sudah diatur oleh Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sehingga saya tidak butuh diatur dengan Permenkes.
Saya mengajak teman-teman Nakes, ayolah predensial lalu kembali bekerja,” tandasnya.
Ditanyai terkait desakan untuk dicopot, Alwaia menegaskan semula dirinya tidak mau menerima amanat Plt Dirut RSUD CB.
Tetapi karena permintaan gubernur akhirnya ia pun menerima tawaran tersebut.
“Saya minta di pak gubernur dengan syarat. Pak gubernur harus bantu, karena saya sudah cukup mendengar banyak masalah di sini.
Mulai dari tidak ada anggaran dan sebagainya. Kalau saya sendiri kemampuannya sampai di mana dengan kondisi keuangan seperti ini,” pungkasnya (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ternate/foto/bank/originals/25122022_khabdulganikasubamalukuutara.jpg)