Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Profil Tokoh

Profil Warno, PPPK Pemkab Taliabu yang Punya Usaha Batako Semen

Warno banting setir memilih menjadi PPPK dan bekerja sebagai staf di Dinas Kominfo Pulau Taliabu, Maluku Utara

Penulis: Laode Havidl | Editor: Munawir Taoeda
Istimewa
PROFIL: Warno (35), Pria kelahiran Malifut yang kariernya mulai dari jurnalis, PPPK hingga pengusaha bata semen di Pulau Taliabu. 

Ringkasan Berita:1. Warno lahir di Kecamatan Malifut, Halmahera Utara pada 17 Oktober 1990 (35 tahun)
2. Warno merupakan salah satu PPPK Pemkab Pulau Taliabu, Maluku Utara
3. Ia melukuskan strata 1 atau S1 di Universitas Khairun (Unkhair) Ternate

TRIBUNTERNATE.COM, TALIABU - Mengenal sosok Warno, salah satu PPPK Pemkab Pulau Taliabu, Maluku Utara.

Warno lahir di Kecamatan Malifut, Halmahera Utara pada 17 Oktober 1990 (35 tahun).

Jejak sekolah, Warno berlatarbelakang sarjana pendidikan di Universitas Khairun (Unkhair) Ternate.

Dunia kerja

Warno sebelumnya adalah pekerja media. Ia bekerja sebagai jurnalis selama 5 tahun.

Baca juga: Tepis Isu Pungutan Liar, Sekolah-sekolah di Taliabu Dipasangi Spanduk Tolak Pungli

Setelah itu, Warno banting setir memilih menjadi PPPK dan bekerja sebagai staf Dinas Kominfo Pulau Taliabu.

PROFIL: Warno (35), Pria kelahiran Malifut yang kariernya mulai dari jurnalis, PPPK hingga pengusaha bata semen di Pulau Taliabu.
PROFIL: Warno (35), Pria kelahiran Malifut yang kariernya mulai dari jurnalis, PPPK hingga pengusaha bata semen di Pulau Taliabu. (Istimewa)

Melihat peluang, Warno kemudian membuka usaha tela press/batako, dan toko vape, di Bobong Pulau Taliabu.

Ia mampu meraup keuntungan perbulan belasan hingga puluhan juta rupiah.

"Alhmdulillah, usaha tela press/batako bisa menunjang perekonomian keluarga, "kata Warno, Selasa (4/11/2025).

"Usaha ini adalah pilihan terbaik yang diputuskan oleh saya dan istri, meski disisi lain kami adalah PPPK, "lanjutnya.

Peluang Lapangan Kerja

Warno mengaku, hadirnya tela press yang dibukanya itu memberikan peluang kerja bagi orang lain.

Karyawan yang bekerja kurang lebih 5 orang. Masing-masing bekerja sesuai dengan tugas.

Meski disebut sebagai pekerja kasar, Warno merasa bangga memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mendapatkan rezeki dari usahanya.

"Banyak orang bilang usaha ini tak seberapa, tapi mereka tidak menilai dari aspek manfaat."

Sumber: Tribun Ternate
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved