Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Politik Santri, Jazilul Fawaid: Pertukaran Ide dan Ideologi, Bukan Pasar ala Machiavelli

Soal politik santri, Jazilul Fawaid sebut pertukaran ide dan ideologi, bukan pasar ala machiavelli

Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Istimewa
DIALOG: Para Narsum pada acara Halaqoh Pendidikan Politik Santri di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Yogyakarta, Senin (15/7/2023). 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - "Pendidikan Politik Santri adalah kegiatan penting untuk merumuskan dan menanamkan ideologi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi santri," ujar Dr. KH. Jazilul Fawaid, SQ., M.A.

Wakil Ketua MPR RI 2019-2024 sekaligus Wakil Ketua Umum PKB pada acara Halaqoh Pendidikan Politik Santri di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Yogyakarta (15/7/2023).

Acara halaqoh tersebut dihadiri 300 peserta, yang terdiri dari utusan pesantren se-DiY, calon legislatif dari PKB se-DIY, utusan PMII Cabang sampai Komisariat, juga utusan MWCNU se-DIY.

Para pemateri yang hadir KH. Yusuf Chudlori, Bapak Bupati Bantul Abdul Halim Muslikh MA., Gus Dr. Muhammad Nur Hayyid., Dr. KH Jazilul Fawaid dan Bapak Aslam Ridlo, MA.

Baca juga: Darul Hunafa Weda, BIMAGO Gontor di Hutan Belantara Halmahera

Menurut Jazilul Fawaid, politik santri bersumber dari Turots, kitab-kitab kuning, atau kitab-kitab lama, yang digali kembali untuk menjawab tantangan masyarakat modern-milenial.

Dalam konteks PKB, ideologi politik yang diusung merupakan kelanjutan dari gagasan kiai-kiai dan organisasi yang ada sebelum PKB, utamanya Nahdlatul Ulama (NU).

Jika hukum di Indonesia adalah KUHP yang bersumber dari Barat, maka Nasionalisme bersumber dari kitab-kitab pesantren. Karenanya, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari disebut sebagai peletak dasar nasionalisme Indonesia.

Di tangan para kiai inilah, agama dan politik bisa didamaikan. Bisa dilihat dari sejarah lahirnya NU, Resolusi Jihad, hingga PKB hari ini.

Nasionalisme yang didirikan oleh kyai, ulama, dan pesantren bisa berhasil, tumbuh subur, dan berkembang.

Berbeda dari negara-negara lainnya. Bahkan, banyak negara-negara Timur Tengah tempat kitab-kitab Turots dilahirkan hari ini berbeda dengan Indonesia.

Irak porak-poranda, Suriah bertengkar, Yaman hancur. Walaupun lebih stabil tetapi jadi musuh semua negara adalah Iran.

Akidah politik kelompok Sunni, seperti kita, bersumber dari Rukun Iman yang enam, khususnya Qadha' Qadar.

Karenanya, mayoritas orang-orang bermazhab Sunni memahami politik sebagai takdir.

Padahal, politik bukan hanya bagian dari takdir, dengan belajar pada sejarah Rasulullah saw.

Misalnya, Rasulullah saw selain seorang nabi yang mengajarkan agama juga seorang jenderal perang yang memimpin di medan laga.

Halaman
123
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved