Politik Santri, Jazilul Fawaid: Pertukaran Ide dan Ideologi, Bukan Pasar ala Machiavelli
Soal politik santri, Jazilul Fawaid sebut pertukaran ide dan ideologi, bukan pasar ala machiavelli
Sering kali, fakta sejarah ini disalahpahami oleh para orientalis, yang menyebut Nabi saw seorang yang ambisius. Padahal, berpolitik itu bagian dari agama.
Berpolitik dalam pengertian amar ma'ruf nahi munkar adalah bagian dari agama.
Di zaman dahulu, kelompok muslim pertama yang menjadikan amar ma'ruf nahi mungkin sebagai bagian dari konstitusi negara adalah Mu'tazilah.
Itulah alasan terjadinya Fitnatul Qur'an, konflik berdarah di tengah umat muslim.
Kemudian, dalam tradisi pesantren, politik dimasukkan ke bagian-bagian Fiqih Ibadah dan Fiqih Muamalah.
Seiring berjalannya waktu, termasuk sejak adanya acara halaqoh pendidikan politik santri di Baitul Kilmah, politik dimasukkan ke dalam disiplin ilmu tersendiri, yaitu Fikih Siyasah.
Kalau kita mau menggali lagi sejarah umat muslim, maka terlihat jelas semua orang berpolitik.
Hanya saja, waktu itu tidak ada partai politik seperti sekarang. Misalnya, para wali dan sunan (baca: Walisongo) juga berpolitik.
Tetapi tidak menggunakan bendera partai. Sebab, para wali memberikan pengaruh yang paling optimal kepada raja-raja. Para wali memberikan input spiritual kepada raja-raja.
Di sinilah letak persamaan PKB dan partai-partai Islam lainnya, yang memiliki akar yang sama, yaitu mengembangkan pemikiran para kiai. Namun, mengembangkan spirit berbeda.
Bahkan, Bung Karno juga belajar kepada kyai, seperti H.O.S Tjokroaminoto, meskipun nanti referensi Bung Karno banyak dari Barat.
Karena itulah, kita semua harus bertanya, politik yang aktual itu seperti apa? Sebab, hari ini politik disempitkan menjadi politik elektoral, dimana menang dan kalah ditentukan oleh jumlah perolehan suara.
Fenomena ini tidak pernah ada ada catatan Turots yang lahir di zaman para khalifah.
Dampaknya, ukuran kemenangan bukan lagi kebenaran melainkan banyaknya perolehan suara.
Jazilul Fawaid kemudian menyimpulkan fenomena sekarang, “politik itu sama dengan elektoral.
Jazilul Fawaid
Halaqoh Pendidikan Politik Santri
Abdul Halim Muslikh
PKB
Maluku Utara
Tribun Ternate
Bung Karno
Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Apresiasi Aksi Damai Mahasiswa di Ternate: Janji Kawal 17 Tuntutan |
![]() |
---|
Unjuk Rasa di Ternate Ricuh, 14 Mahasiswa dan 2 Anak Sekolah Diamankan |
![]() |
---|
Harap Karyawan THM di Desa Buli Halmahera Timur Lakukan Pemeriksaan Kesehatan |
![]() |
---|
Pengunjuk Rasa: DPRD Taliabu Lemah Awasi Roda Pemerintahan |
![]() |
---|
Gubernur Malut Sherly Laos Temui Pengunjuk Rasa di Tengah Gas Air Mata dan Ricuh Aksi di Ternate |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.