Ukhuwah Wathaniyah dalam Koalisi Perubahan, Persatuan Aswaja dan Wahabi
Ukhuwah Wathaniyah dalam koalisi perubahan Pilpres 2024, ini adalah persatuan antara Aswaja dan Wahabi
Kedaulatan manusia dalam mengatur dan menentukan, termasuk untuk bernegara, tidak serta merta muncul tanpa alasan.
Bisa saja kesamaan identitas, bahasa, budaya, dan keyakinan menjadi alasan bersama manusia yang berdaulat dalam bertindak, berinteraksi, dan membangun pemerintahan sebuah negara.
Namun, alasan-alasan bersama tersebut lahir dari proses panjang dialektika, dinamika, hingga sintesa berbagai kepentingan.
Sering pula kesamaan identitas, bahasa, budaya, dan keyakinan menjadi faktor perpecahan.
Sementara Hasan Hanafi (1935-2021), dalam bukunya "Al-Yasar Al-Islami wa Al-Wahdah Al-Wathaniyah," memberi porsi percakapan yang sangat luas tentang pentingnya persaudaraan kebangsaan sebagai basis utama terciptanya persatuan dan kesatuan.
Hasan Hanafi mengatakan, "al-wahdah al-wathaniyah laisat mujarrad syi'ar wa da'wah bal hiya wahdah tubna bi al-hiwar baina al-tiyarat al-fikriah al-mukhtalifah allati hiya fi jawhariha tiyarat siyasiyah" (hlm. 112).
Persatuan kebangsaan bukan semata-mata berdakwah dan menyampaikan syi'ar Islam.
Tetapi juga persatuan kebangsaan yang lahir dari dialektika diantara berbagai pemikiran kebangsaan yang beragam; lebih-lebih aliran politik.
Dengan kata lain, persatuan kebangsaan bukan pemaksaan, melainkan kesadaran yang tumbuh sepanjang proses dialektika dan musyawarah sehingga mencapai mufakat.
Pemaksaan persatuan malah kontraproduktif, bahkan bisa menyebabkan perpecahan.
Telah begitu banyak bukti, ketika dialektika politik gagal melahirkan persatuan, maka keimanan akan Tuhan Yang Maha esa dan kerasulan Muhammad saw bukan jaminan berhentinya konflik dan perpecahan.
Sebut saja perang saudara di Yaman; dimana pihak pemerintah Yaman mendapat dukungan dari Arab Saudi dan pihak sipil (Houthi) yang anti-pemerintah didukung penuh oleh Iran (BBC, 23/03/2021).
Atau, perang saudara yang terjadi di Suriah, dimana pihak pemerintah didukung oleh golongan Syi'ah Alawi dan pihak sipil yang anti-pemerintah didominasi warga Sunni, seperti ISIS dan Jabhat al-Nushra (Kompas, 12/02/2020).
Dengan demikian, koalisi PKS dan PKB merupakan cerminan dialektika dan musyawah politik yang diharapkan Hasan Hanafi.
Koalisi pemikiran politik ala Aswaja dan pemikiran politik ala Wahabi-Salafi adalah pekerjaan bidan-bidan ideologi, yang membantu kelahiran persatuan dan kesatuan yang tidak dipaksakan melainkan didialogkan.
Jelang Aksi 1 September, Polres Ternate Siagakan Personel dan Gelar Simulasi Dalmas |
![]() |
---|
Polisi Usut Proyek Jalan Hotmix Rp 15 Miliar di Halmahera Barat |
![]() |
---|
Viral Rumah Ahmad Sahroni Dijarah: Massa Bawa Action Figure Iron Man Hingga Jam Tangan Rp 11 M |
![]() |
---|
Sampah Berserakan di Jalan SPBU Bobong Pulau Taliabu |
![]() |
---|
Polisi dan Warga Taliabu Gelar Salat Gaib untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.