Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sofifi

Dinkes Buka Suara Soal Kematian Bayi di Halmahera Tengah, Ironi di Daerah Kaya Sumber Daya Alam

Sakit yang diderita si bayi di Halmahera Tengah ini diduga diperparah oleh faktor kekurangan gizi atau stunting.

|
Penulis: Sansul Sardi |
Dok:Humas Pemprov Maluku Utara
Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba saat berpidato di rapat paripurna HUT provinsi Maluku Utara ke-24 yang berlangsung di kantor DPRD Maluku Utara. 

TRIBUNTERNATE.COM,SOFIFI-Seorang bayi penderita Cerebral Palsy berinisial MR, warga Gebe, Halmahera Tengah, meninggal dunia di RS Hermina Bekasi.

Cerebral palsy (CP) dikutip dari kemenkes.go.id, adalah kondisi medis yang memengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh. CP terjadi karena kerusakan atau gangguan pada otak yang terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran

Anggota DPRD Maluku Utara dari Fraksi Nasdem, Ruslan Kubais menyesalkan adanya kejadian ini.

Dalam paripurna HUT ke-24 Provinsi Maluku Utara, Kamis (13/10/2023), Ruslan menyinggung nasib bayi asal Gebe Halmahera Tengah ini. Sakit yang diderita si bayi diduga diperparah oleh faktor kekurangan gizi atau stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Tengah, Lutfi Djafar, Jumat (14/10/2023) menjelaskan, terkait penanganan kesehatan kepada almarhum bayi itu semasa hidupnya.

Kepada Tribunternate.com Lutfi mengaku, pasien itu mengalami sakit sebagaimana yang telah dikabarkan.

Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Gebe katanya, telah melakukan pelayanan.

Sang bayi beberapa kali menjalani pelayanan rujukan.

"Ibu dari pasien itu juga seorang perawat yang pernah bekerja juga di PKM Gebe," ucap dia melalui via telepon.

Namun dalam upaya yang telah dilakukan oleh PKM Gebe, ternyata kondisi si bayi tidak mengalami perubahan.

Pj Bupati kemudian berkomunikasi dengan pihak perusahaan untuk bantu memfasilitasi pasien yang bersangkutan untuk dirujuk dan menjalani penanganan di Jakarta.

"Pasien yang bersangkutan awal mulanya sehat sehat, namun menurut keterangan dari Kepala PKM Gebe setelah di usia sekitar 3 tahun kemudian pasien itu mengalami sakit," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam rapat paripurna HUT Provinsi Maluku Utara ke-24, anggota DPRD Maluku Utara dari Fraksi Nasdem, Ruslan Kubais menyinggung meninggalnya seorang bayi asal Gebe Halmahera Tengah.

"Meninggalnya bayi ini sekaligus menelanjangi kita (DPRD dan Pemprov). Dì waktu yang sama kita merayakan HUT Provinsi Maluku Utara ke-24, ada tragedi kemanusiaan sebagai bentuk dari kegagalan kita semua," tegas Ruslan, dalam suasana paripurna tersebut yang dihadiri langsung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur.

Menurutnya, hal tersebut adalah bentuk evaluasi kita semua dalam proses perjalanan pemerintahan kedepan, karena koordinasi itu penting dalam rangka memproteksi kira-kira keadaan masyarakat yang bisa dijangkau itu bagaimana, sehingga bisa tuntas proses penanganan kemanusiaan.

"Karena tidak salah apa yang disampaikan Wagub Ali Yasin dalam sebuah pemberitaan, bahwa angka penanganan stunting kita masih cukup tinggi, sehingga ini adalah sebuah tragedi yang harus diselesaikan secara bersama," ujarnya.

Ia meminta perhatian unsur pimpinan DPRD, bahwa dalam momentum ini kita tidak perlu terlalu bereforia, karena pihaknya mengakui ini adalah pertanyaan yang luar biasa.

Sehingga DPRD dan Pemprov bisa memetakan bahwa bentuk kesuksesan Pemerintah AGK-Ali Yasin di HUT Provinsi ke-24 adalah seperti ini, supaya itu adalah bentuk penghormatan kepada pejuang-pejuang pemekaran provinsi saat itu.

"Industri pertambangan di Maluku Utara marak tetapi tak ada informasi bahkan media juga tak ada berita bahwa partisipasi industri pertambangan dalam menyekolahkan putra-putri di Maluku Utara dalam melanjutkan studi S1-S2,"tegasnya lagi.

"Bahkan saya tidak pernah membaca informasi tersebut, sehingga itu bagaimana kita mempersiapkan generasi terbaik kita nanti, tetapi industri pertambangan yang merajalela di Maluku Utara tidak pernah berkontribusi sama sekali dalam proses mendorong sumber daya manusia melalui lanjut studi perkuliahan dan hal ini harus kita bicarakan sama-sama," sambungnya.

Ia menambahkan, dimomentum kali ini seharusnya mengrefleksikan angka-angka keberhasilan daerah ini yang dicapai dalam satu tahun, agar dirilis ke publik.

"Namun ketika stunting dan gaji guru honorer yang belum tuntas diselesaikan Pemerintah, maka disinilah letak kegagalan kita," pungkasnya.

Sementara, Ketua DPRD Maluku Utara Kuntu Daud mengatakan, pertanyaan tersebut sudah langsung didengar oleh Gubernur dan Wakil Gubernur.

"Semua itu akan menjadi pekerjaan kita secara bersama," katanya.

Dalam Musyawarah Besar Fagogoru kelima di Ternate, Jumat (6/10/2023), Abdul Gani mengatakan, meski jadi provinsi terbahagia dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, masyarakat di dua lokasi konsesi tambang nikel terbesar, yakni Halmahera Timur dan Halmahera Tengah, masih terjerat kemiskinan.

”Dua kabupaten ini kaya tetapi menyimpan kemiskinan paling besar juga. Siapa yang salah, saya tidak tahu juga,” ujar Abdul Gani dikutip dari kompas.id.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved