Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Perundungan

Tragedi Bullying Siswa SD di Ternate Maluku Utara, Akademisi Sorot Keberadaan Guru BK di Sekolah

Ia mengkritik Dinas Pendidikan Kota Ternate yang terlalu fokus pada urusan anggaran, sehingga melupakan kebijakan penting ini.

|
Penulis: Sansul Sardi | Editor: Isvara Savitri
TribunTernate.com/Dok. Pribadi
Doktor Ilmu Bimbingan dan Konseling serta Pengajar di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ISDIK Kie Raha Maluku Utara, Hasrul Wahid. 

TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Salah satu peristiwa tragis yang baru-baru ini menggemparkan Kota Ternate, Maluku Utara, adalah meninggalnya seorang siswa sekolah dasar (SD) akibat perundungan (bullying).

Doktor Ilmu Bimbingan dan Konseling serta Pengajar di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ISDIK Kie Raha Malut, Hasrul Wahid, angkat bicara mengenai permasalahan ini.

Ia menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh diabaikan dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan harus mengambil langkah konkret untuk mencegah terulangnya insiden serupa.

Menurut Hasrul, ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya kasus bullying di sekolah, seperti kurangnya pengawasan dari pihak sekolah, lingkungan keluarga yang tidak kondusif, pengaruh teman sebaya, serta penggunaan media sosial.

Namun, ia menyoroti peran penting yang seharusnya dipegang oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau konselor sekolah, yang sayangnya jarang ada di SD di Kota Ternate.

Hasrul menekankan bahwa kebijakan untuk menempatkan guru BK di sekolah dasar telah diatur dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, namun implementasinya di Kota Ternate masih sangat minim.

"Hampir semua SD di Kota Ternate tidak memiliki guru BK yang berkolaborasi dengan guru kelas untuk membantu siswa menyelesaikan masalah pribadi mereka, termasuk bullying," ujar Hasrul.

Ia mengkritik Dinas Pendidikan Kota Ternate yang terlalu fokus pada urusan anggaran, sehingga melupakan kebijakan penting ini.

Jika Dinas Pendidikan Kota Ternate tidak dapat menyediakan guru BK di setiap sekolah, Hasrul menyarankan agar ada konselor keliling dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang bisa berkoordinasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran untuk mengatasi masalah perilaku siswa, termasuk bullying.

Dampak Bullying Tidak Hanya pada Korban

Hasrul juga menekankan bahwa dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga pelaku.

Korban bisa mengalami trauma psikologis yang mendalam, sementara pelaku dapat mengembangkan perilaku agresif yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, penanganan bullying harus dilakukan secara serius, melibatkan berbagai pihak, dan mencakup pendekatan pencegahan serta penanggulangan.

Strategi Pencegahan Bullying di Sekolah Dasar

Hasrul menguraikan beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah bullying di sekolah dasar, khususnya di Kota Ternate:

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved