Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BKKBN Malut

Penting! Menjaga Total Fertility Rate Tetap Seimbang

Untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang, Total Fertility Rate atau TFR harus tetap diupayakan tidak melebihi dari angka rata-rata nasional 2,10

Editor: Munawir Taoeda
Dok BKKBN Maluku Utara
PROGRAM: Lakukan sesi foto bersama pada acara Simposium Nasional Kependudukan 2024 yang diprakarsai BKKBN, Jumat (11/10/2024) 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di fase demografi 2025-2035, melalui pemberdayaan keluarga. 

"Dengan cara tetap menjaga keseimbangan Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total yang ditargetkan  2,10, karena jika terlalu rendah juga akan mempengaruhi berbagai aspek, baik sosial maupun ekonomi." 

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala BKKBN RI, Dr. Sundoyo, SH, MKM, M.Hum, saat membuka Simposium Nasional Kependudukan 2024, tentang "Transformasi Kebijakan Kependudukan Menuju Indonesia Emas 2045" di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu (9/10/2024).

"Untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang, TFR harus tetap diupayakan tidak melebihi dari angka rata-rata nasional 2,10. Oleh karena itu, 2,18 (data BPS) yang secara nasional, ini bisa kita turunkan."

Baca juga: 4 Buah Tangan Warga Binaan Lapas Perempuan Ternate Ini Dipamerkan Dalam Semarak HUT Provinsi Malut

"Namun disparitas di masing-masing provinsi, TFR-nya berbeda-beda. Di Yogyakarta TFR nya di bawah 2,0,  sementara di NTT masih 2,7, "ungkapnya.

Untuk itu, Sundoyo menilai perlunya intervensi terhadap provinsi maupun kabupaten/kota yang gap TFR-nya masih tinggi. Sehingga keluarga yang berkualitas tersebar secara merata.

"Dalam hal ini diperlukan implementasi Grand Design Pembangunan Kependudukan yang komprehensif, untuk memastikan perkembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan, "ungkap Sundoyo.

Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana, menyampaikan program makan bergizi gratis, yang digagas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mekanisme pelaksanaannya terus dimatangkan. 

Program ini dinilai akan bisa mengatasi masalah  stunting,  karena menyasar tidak hanya pelajar tapi juga ibu hamil.

Dadan menyampaikan program makan bergizi gratis akan mulai dilaksanakan pada Januari 2025, dengan sasaran tidak hanya anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA, namun termasuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.

"Program ini untuk menyelesaikan semua tahapan pertumbuhan, mulai dari dalam kandungan,   ibu hamil, ibu menyusui, balita sampai anak SMA. Ini satu rangkaian yang tidak bisa dipecah, "tegas Dadan.

Menurutnya, jika salah satu unsur tersebut tidak diintervensi, hasilnya tidak akan  maksimal. Karenanya  harus dikerjakan secara bersama-sama.

"Untuk itu,  kita berkolaborasi dengan semua unsur. Termasuk BKKBN dengan penanganan stuntingnya, karena kami diberi kewenangan untuk intervensi gizinya, "ujarnya.

Jumlah sasaran penerima makan bergizi gratis ini nantinya ada sekitar 82,9 juta jiwa. 

Dadan juga menyinggung terkait perubahan nama dari Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Halaman
123
Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved