Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Halmahera Seatan

Nilai Investasi di Halmahera Selatan Capai Rp 168 Triliun Tuai Sorotan Akademisi

Investasi merupakan aktivitas swasta dalam jangka panjang, sehingga harus bisa memberikan dampak positif antara swasta, warga dan pemerintah daerah

|
Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
Dok Kompas.com
SOROTAN: Ilustrasi investas. Di man nilai investasi di Halmahera Selatan, Maluku Utara capai Rp 168 triliun taui sorotan Akademisi 

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Akademisi Unkhair Ternate, Maluku Utara Muamil Sunan menyoroti nilai investasi di Halmahera Selatan periode 2021-2024 yang mencapai Rp 168 triliun.

Menurut dia, investasi yang didominasi sektor pertambangan di Pulau Obi dengan nilai Rp124 triliun, memiliki dampak terhadap masyarakat maupun daerah.

Yaitu terbukanya lapangan kerja, dan meningkatnya penerimaan pendapatan daerah oleh Pemkab Halmahera Selatan.

"Insvetasi sektor pertambangan pastinya dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat, dan meningkatkan perputaran ekonomi daerah."

Baca juga: Ikhsan Basrah Bantu Biaya Pengobatan Drive Ojek Korban Laka Lantas di Halmahera Selatan

"Selanjutnya, dangan adanya investasi di sektor pertambangan akan meningkatkan penerimaan pemerintah daerah," ujar Muamil saat dimintai tanggapan, Minggu (27/1/2025).

Akademisi Universitas Khairun Ternate Maluku Utara Muammil Sunan
Akademisi Universitas Khairun Ternate Maluku Utara Muammil Sunan

Walau demikian, Dosen Fakultas Ekonomi ini menilai kegiatan di sektor pertambangan memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan sosial masyarakat.

Dampak tersebut adalah eksternalitas produksi negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA).

Dampak ini, kata Muamil, tidak bisa dihindari karena sudah pasti merusak lingkungan yang sangat merugikan masyarakat dalam jangka panjang.

"Dampak negatif dari kegiatan pertambangan adalah terjadinya kehancuran lingkungan hidup, dan menurunnya kualitas hidup masyarakat lokal, "ungkapnya.

Sejauh pengamatannya, lanjut Muamil, investasi sektor pertambangan pada 10 kabupaten dan kota di Maluku Utara, termasuk Halmahera Selaran, kemiskinan ekstrim cenderung berada di wilayah sekitar aktivitas pertambangan. 

Hal tersebut disebabkan kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan sehingga masyarakat mengalami penurunan kualitas hidup.

"Investasi merupakan aktivitas swasta dalam jangka panjang, sehingga harusnya bisa memberikan dampak yang seimbang antara swasta dengan masyarakat dan pemerintah, "jelasnya.

Muamil menambahkan, jika investasi di Halmahera Selatan tidak bisa menyelesaikan dampak eksternalitas negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan masyarakat dalam jangka panjang, maka pemerintah daerah wajib mencari solusi terbaik akibat biaya sosial yang harus ditanggung masyarakat.

Sebab, keuntungan yang diperoleh sektor pertambangan dengan eksternalitas produksi negatif seringkali tidak sebanding dengan biaya sosial dan diabaikan oleh swasta.

"Sehingga pemerintah harus memperhitungkan biaya sosial akibat adanya eksternalitas produksi negatif, "pungkasnya.

Baca juga: Ikhsan Basrah Bantu Biaya Pengobatan Drive Ojek Korban Laka Lantas di Halmahera Selatan

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved