Opini
Arsitek Kemenangan Sherly dan Sarbin itu Bernama Choel Mallarangeng
“Kerja politik modern harus berbasis data dan teknologi digital” - David Axelrod, Konsultan Politik Barack Obama pada Pilpres AS tahun 2008 dan 2012
M. Nofrizal Amir
(Dosen Ilmu Komunikasi UMMU Ternate)
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - “Kerja politik modern harus berbasis data dan teknologi digital” - David Axelrod, Konsultan Politik Barack Obama pada Pilpres AS tahun 2008 dan 2012.
Kemenangan Sherly Laos dan Sarbin Sehe pada pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku Utara tahun 2024, mengajarkan satu hal : kerja politik tradisional akan kalah dengan kerja politik modern yang terukur, santun, cerdas dan inovatif.
Peran determinan Campaign Director Andi Zulkarnain Mallarangeng atau Choel Mallarangeng dan timnya dalam menerapkan prinsip yang terstruktur, data-driven, inovatif serta branding kandidat yang kuat, tak boleh luput dari ruang akademik perihal diskursus politik Maluku Utara.
Bayangkan saja, Maluku Utara dengan basis sosio-kultur yang begitu dipengaruhi oleh basis Islam dan adat istiadat, rasa-rasanya mustahil bagi seorang Sherly yang triple minority untuk mengambil hati mayoritas masyarakat Maluku Utara.
Namun fakta politik hasil pemilihan gubernur pada 27 November 2024 dengan kemenangan fenomenal 51.7 persen melawan 3 kandidat kuat adalah anomali yang menyejarah di Maluku Utara.
Euforia atas hasil kemenangan Sherly dan Sarbin merupakan akumulasi kerja politik yang melibatkan banyak pihak, 8 partai koalisi pendukung, relawan dan para sahabat Benny Laos tak terkecuali Choel Mallarangeng. Tanpa menegasikan peran siapa pun, namun keterlibatan dan peran Choel dalam mensiasati strategi kampanye yang inovatif dan efektif, patut diapresiasi.
Choel dan timnya begitu bernas menggunakan berbagai pendekatan baru dalam kampanye politik, terutama pemanfaatannya pada teknologi digital, media sosial yang sangat masif di semua platform, dan penggunaan data analytics sebagai acuan pencitraan.
Walau nama Choel Mallarangeng sebelumnya telah dikenal sebagai konsultan politik nasional yang malang melintang di Indonesia sejak memimpin kampanye mantan Presiden SBY-Boediono hingga Prabowo-Gibran, akan tetapi dalam konfigurasi politik lokal Maluku Utara, nama Choel Mallarangeng baru terdengar saat peristiwa kecelakaan tragis yang menimpa mendiang Benny Laos di Bobong, Taliabu.
Benny Laos ditengarai jadi latar bagi Choel untuk turun kelas: dari pilpres ke pilgub. Kesedihan Choel atas meninggalnya sahabat dekatnya, Benny Laos, diekspresikan dengan fokus menyetir kampanye Sherly dan Sarbin.
Jadi maka jadilah, Choel Mallarangeng sang arsitek utama kampanye Sherly, berhasil merubah narasi sejarah politik Maluku Utara dan akan menjadi model baru kampanye modern di bumi Moloku Kie Raha ke masa depan.
Strategi Kemenangan: Sentuhan Profesionalisme dan Inovasi
Kampanye Sherly dan Sarbin, layak disebut sebagai salah satu model kampanye modern yang paling inovatif, santun dan tanpa politik uang pertama dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Maluku Utara.
Strategi utama yang dibangun melalui branding politik yang kuat, menghasilkan tema besar “Maluku Utara Bangkit” dan tagline “Coblos yang Cantik” disertai gimmick yel-yel “sapuu rataa!”. Penyiapan substansi narasi, style serta penampilan debat publik pertama hingga terakhir sherly-Sarbin juga dipoles dengan begitu bagusnya hingga tampil beda, cerdas dan mempesona pemilih.
Strategi digital yang tepat dan masif dibarengi kampanye lapangan yang begitu apik menyentuh hati dan glory, di sulap Choel lebih berisi dengan pidato politik yang memikat. Ilmu dan pengalaman (jam terbang) yang dimilikinya memang tak bisa bohong. Sherly dan timnya diarahkan untuk menguasai jagat maya sebagai pasar untuk menjajakan pesan politik.
Suka tak suka, algoritma akan mengarahkan anda, ratusan ribu pengguna media sosial di Maluku Utara berjumpa dengan konten-konten milik Sherly yang punya kekuatan menciptakan imajinasi kolektif setiap harinya semasa kampanye.
Media sosial diubah Choel menjadi Agora di Yunani, sebuah tempat segala rupa dipamerkan dan diperdagangkan. Namun demikian, kampanye politik Sherly di jagat maya dan kampanye yang dipusatkan di lapangan, kelihatannya tetap dijaga kesimbangannya. Kampanye dilapangan masih menjadi ujung tombak; tempat mobilisasi relawan, tempat pamer kekuatan pada lawan. Menciptakan bandwagon effect pemilih sehingga keyakinan akan menang sangat tinggi di mata pemilih mengambang.
Choel menata sedemikian rupa kampanye dan gaya komunikasi politik Sherly dengan menggunakan data-analytics dan survei yang akurat. Sebagai seorang pemuja empirical study, Choel menggandeng Lembaga Survei Indikator pimpinan sahabatnya, Prof. Dr. Burhanudin Muhtadi untuk melakukan mapping politik setiap 2 minggu, terus mengukur gerak preferensi pemilih, memahami perilaku pemilih, mempelajari pergerakan elektoral dan isu paslon lain lalu menargetkan pesan kampanye secara spesifik. Hasil survei LS Indikator itu jadi data utama dalam memantapkan strategi kampanye politik Sherly yang secara dinamis diperkuat untuk menarik basis suara.
Keberhasilan strategi yang diterapkan oleh Choel dan timnya dalam kampanye Sherly, telah mengubah cara kampanye politik modern dijalankan. Metode konvensional dengan sistem jejaring simpul teritorial, kebiasaan penggunaan politik uang plus trial and error yang sering diterapkan dalam gaya politik Maluku Utara sebelumnya, rasanya tak lagi relevan dalam konteks politik modern. Fakta sudah berbicara lantang.
Namun bagaimana pun narasi politik kemenangan Sherly, manajemen dukungan partai politik jadi alas kuat yang melatarinya. Pada aras ini, Choel memainkan perannya sebagai mentor strategi politik Benny (pun Sherly) untuk meyakinkan delapan pimpinan partai politik untuk merapat – bekerjasama membangun kekuatan politik besar.
Kemenangan dan Transisi Kepemimpinan
Kemenangan besar dengan persentase 51,7 persen suara, Sherly sebentar lagi akan didapuk menjadi Gubernur perempuan pertama di Maluku Utara, Gubernur perempuan termuda sepanjang sejarah, sekaligus Gubernur keturunan Tionghoa pertama yang dipilih langsung oleh rakyat dalam sejarah Indonesia.
Dalam iklim demokrasi, momen ini sudah barang tentu baik bagi kelangsungan demokratisasi, membuka ruang keberagaman teristimewa di Maluku Utara.
Pasca kemenangan Sherly, nama Choel Mallarangeng masih ramai dibincangkan dalam percakapan politik di Maluku Utara, terutama di warung kopi dan kampus kampus. Harapannya saat Sherly dan Sarbin resmi dilantik, maka seluruh urusan pemerintahan berada di tangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Sedang Choel, tentu kembali ke ibukota, tak lagi berada dalam posisi untuk berbicara untuk dan atas nama Gubernur juga wakil Gubernur.
Namun jika mau, Choel tentu masih memiliki ruang untuk berperan lebih dalam memastikan, bahwa transisi politik berjalan lancar, janji kampanye terlaksana dan dukungan politik tetap terjaga.
Statusnya sebagai konsultan politik nasional yang sangat berpengalaman, sudah barang tentu punya segudang konsep untuk mengelola hubungan Sherly-Sarbin dengan publik, memelihara citra politik, menaikkan approval rating serta mendulang dukungan pada implementasi kebijakan kedepannya.
Apapun realitasnya, sebagai konsultan politik nasional yang namanya cukup mentereng, Choel telah sukses menyelesaikan tugasnya secara profesional. Mission accomplished. Kemenangan Sherly dan Sarbin jadi ajang pembuktian, bahwa Choel belum waktunya pensiun.
Maka tak berlebihan memang, daftar panjang keberhasilan Choel Mallarangeng dalam merancang strategi pemenangan tokoh-tokoh penting di Indonesia jadi bukti, bahwa Choel merupakan salah satu konsultan politik nasional yang paling berpengaruh di Indonesia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.