Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemprov Malut

Bicara Dampak Tambang di Maluku Utara, Sherly Laos: Kami Hanya Ingin Kompensasi yang Layak

Ketika diberi kesempatan untuk menyuarakan kondisi daerah yang dipimpinnya, Sherly Laos soroti status Ibukota Sofifi hingga dampak aktivitas tambang

Kolase TribunTernate.com/Dok Instagram @s_tjo
SHERLY LAOS BICARA - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR RI. Sherly Laos bicara soal dampak tambang, tuntut kompensasi ekonomi yang layak. Kolase foto, diunduh dari instagram @s_tjo, Sabtu (3/5/2025). 

TRIBUNTERNATE.COM, MALUKU UTARA - Gubernur Maluku Utara Sherly soroti dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari aktivitas tambang.

Hal tersebut disampaikan Sherly Laos di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi I DPR RI.

Sherly Laos bersama Kepala Daerah lainnya penuhi undangan untuk menyuarakan kendala-kendala yang dihadapi.

Baca juga: Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Bicara di DPR RI: Dampak Tambang hingga Status Sofifi

Baca juga: Respon Cepat Sherly Laos, Pemprov Malut Kucur Rp 7,3 Miliar Perbaiki Jembatan di Halut dan Halbar

SHERLY LAOS BICARA - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR RI. Sherly Laos bicara soal dampak tambang hingga status Ibukota Sofifi. Kolase foto, diunduh dari instagram @s_tjo, Sabtu (3/5/2025).
SHERLY LAOS BICARA - Gubernur Maluku Utara Sherly Laos di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR RI. Sherly Laos bicara soal dampak tambang hingga status Ibukota Sofifi. Kolase foto, diunduh dari instagram @s_tjo, Sabtu (3/5/2025). (Kolase TribunTernate.com/Dok Instagram @s_tjo)

Ketika diberi kesempatan untuk menyuarakan kondisi daerah yang dipimpinnya, Sherly Laos soroti status Ibukota Sofifi hingga dampak aktivitas tambang.

Selain itu, Sherly Laos juga menjelaskan soal kondisi keuangan Maluku Utara, yang hingga saat ini tidak mengalami pertumbuhan signifikan.

Di mana kata Sherly Laos, untuk keuangan, secara fisikal lemah dan Maluku Utara masih sangat bergantung pada dana transfer pusat.

Ketika bicara soal aktivitas tambang, Sherly Laos mengatakan bahwa daerah selama ini menanggung dampak lingkungan dan sosial tanpa kompensasi layak.

Untuk itu dirinya menuntut kompensasi ekonomi yang layak, untuk memperbaiki dampak yang ditimbulkan tersebut.

"Dampak lingkungan yang dihasilkan dari sumber daya alam yang dieksplor selama ini dampak sosial dan dampak lingkungan ditanggung langsung oleh Daerah,"

"Tapi kemudian kita tidak mendapatkan kompensasi nilai ekonomi yang cukup untuk memperbaiki dampak tersebut. Permintaan dari kami hanya menginginkan kompensasi ekonomi yang layak,"

"Mohon jalan, jembatan, Pendidikan, Kesehatan, dilayakkan sesuai standar. Jadi Ketika 10, 15 atau 20 tahun lagi sumber daya alamnya habis,"

"Maluku Utara sudah ada diversifikasi ekonomi di pertanian, di perikanan dengan skala ecomomi of scale yang cukup besar, yang bisa menggantikan PAD dan BBH yang oleh tambang, tetapi di sektor perikanan dan pertanian,"

Selain itu, Sherly Laos juga menjelaskan soal kondisi keuangan Maluku Utara, yang hingga saat ini tidak mengalami pertumbuhan signifikan.

Di mana kata Sherly Laos, untuk keuangan, secara fisikal lemah dan Maluku Utara masih sangat bergantung pada dana transfer pusat.

Untuk aktivitas tambang sendiri, Sherly Laos tegas mengatakan bahwa daerah selama ini menanggung dampak lingkungan dan sosial tanpa kompensasi layak.  

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved