Opini
Belajar dari Singapura, Ternate Perlu Strategi Baru Tangani Sampah
Produksi sampah di Kota Ternate yang kini mencapai 120 ton per hari menimbulkan persoalan pelik bagi pemerintah dan masyarakat
Editor:
Sitti Muthmainnah
Istimewa
OPINI: Taufik Z. Karim, Ketua Komunitas Pecinta Lingkungan Hidup Lintas Agama Maluku Utara.
Penerapan insinerator skala kecil dengan sistem kontrol polusi.
Pemanfaatan abu sisa insinerasi untuk bahan konstruksi lokal seperti paving block.
Kolaborasi dengan sektor swasta untuk meningkatkan efisiensi dan daya jangkau layanan sampah.
Melalui pembelajaran dari Singapura, jelas bahwa pengelolaan sampah yang efektif butuh kombinasi antara regulasi, inovasi teknologi, dan partisipasi publik.
Ternate, sebagai kota kepulauan yang berkembang, tidak bisa lagi mengandalkan metode konvensional.
Saatnya memikirkan ulang sistem dari hulu ke hilir demi kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. (*)
Berita Terkait:#Opini
Refleksi HUT ke-79 Polri - Catatan Seorang Korps Bhayangkara |
![]() |
---|
Kesehatan Taliabu: Saatnya Membangun Sistem, Bukan Sekedar Bangunan |
![]() |
---|
Krisis Manajerial di Rumah Sakit Daerah: Masalah dan Strategi Pemecahan Masalah |
![]() |
---|
Maluku Utara 'Bastel' |
![]() |
---|
Tinjauan Kriminologis Terhadap Fenomena Tewas tak Wajar di Maluku Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.