RSUD Chasan Boesoirie
Pengadaan Alkes RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara Butuh Rp35 Miliar
Direktur RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara, dr Alwia Assagaf, mengatakan bahwa pembangunan Gedung Jantung Terpadu masih terus berlangsung
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Sitti Muthmainnah
TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI – Direktur RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara, dr Alwia Assagaf, mengatakan bahwa pembangunan Gedung Jantung Terpadu masih terus berlangsung.
Proyek ini masuk tahap ketiga dan bukan bersifat multiyears, sehingga anggarannya disesuaikan dengan kemampuan fiskal daerah.
Menurut Alwia, pada tahun 2023, pembangunan gedung hanya sampai pada struktur bangunan akibat keterbatasan anggaran. Namun, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, telah menetapkan pagu anggaran hingga Rp 31,5 miliar untuk penyelesaian proyek pada tahun 2024.
Baca juga: Direktur RSUD Chasan Boesoirie Alwia Assagaf Respons Kunjungan Staf Ahli Gubenur Maluku Utara
"Sayangnya, DPA baru kami terima di bulan Mei 2024. Proses tender sempat dilakukan dua kali oleh BPBJ, namun gagal. Barulah pada bulan September dilakukan penunjukan langsung," jelas Alwia Assagaf, saat diwawancarai wartawan di RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara, Jumat (11/7/2025).
Karena keterbatasan waktu pelaksanaan, lanjut Alwia Assagaf, sejumlah item pekerjaan, seperti pemasangan lift, plafon, dan lantai, dikeluarkan dari paket tahun 2024 dan dimasukkan ke anggaran tahun 2025.
"Pergeseran anggaran baru bisa dilakukan setelah terbitnya Pergub, pada Mei 2025. Tender kemudian dilakukan secara e-purchasing dan kini proyek sudah berjalan. Kontrak pekerjaan ditargetkan selesai pada Oktober 2025," tambahnya.
Setelah fisik bangunan rampung, pihak manajemen RSUD Chasan Boesoirie juga akan segera melakukan pengadaan alat kesehatan dan menyiapkan SDM yang telah dilatih untuk operasional layanan jantung.
"Saat ini progres fisik pembangunan sudah mencapai lebih dari 20 persen, fokus pada pekerjaan plafon dan lantai di tiga lantai gedung," ujarnya.
Alwia Assagaf menjelaskan, pengadaan alat kesehatan Gedung Jantung bersumber dari tiga pendanaan, yakni APBD Provinsi Maluku Utara sekitar Rp 9,5 miliar yang saat ini proses pengadaan melalui e-katalog.
Kemudian Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sekitar Rp 400 juta yang juga sedang dalam proses , Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk alat kesehatan utama (ketlep) melalui skema program sharing dengan World Bank (WOTPeng) pengiriman tahap pertama direncanakan Agustus 2025, tahap kedua September 2025.
"Total nilai alat ketlep dari Kemenkes sekitar Rp 9,5 miliar, tetapi kami masih menunggu informasi final terkait pengiriman, apakah menunggu gedung selesai atau bisa dikirim lebih awal," terang Alwia Assagaf.
Baca juga: Cuaca Maluku Utara Hari Ini 12 Juli 2025, 3 Daerah Berpotensi Hujan Petir
Selain itu, RS Chasan Boesoirie juga masih membutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp35 miliar untuk kelengkapan penunjang lainnya.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, telah memberikan arahan untuk menyurati Kementerian Kesehatan agar mendapatkan dukungan dari APBN.
"Surat sudah dikirim ke Kemenkes dan saat ini masih dalam proses. Mudah-mudahan bisa disetujui. Tapi dengan sumber daya yang sudah tersedia, kami akan memulai dulu layanan dasar jantung yang sudah dirintis," pungkas Alwia Assagaf. (*)
Wamenkes RI Tinjau RSUD Chasan Boesoirie Malut, Janjikan Bantuan Alkes dan Evaluasi Menyeluruh |
![]() |
---|
Direktur RSUD Chasan Boesoerie Maluku Utara: Kunker Wamenkes Jadi Momentum Pembenahan |
![]() |
---|
Tingkatkan Layanan di RSUD Chasan Boisoirie Maluku Utara, Wamenkes RI Siapkan Evaluasi Berkala |
![]() |
---|
Tujuan RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara Kerja Sama dengan RS dr Suyoto Jakarta |
![]() |
---|
RSUD Chasan Boisoirie Maluku Utara Tambah Ventilator dan ICU Baru, Tindak Lanjuti Evaluasi Kemenkes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.