Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

DOB Sofifi

Sosok Jainudin Saleh, Korlap Presidium Rakyat Tidore yang Demo Tolak DOB Sofifi Maluku Utara

Kordinator aksi Presidium Rakyat Tidore Jainudin Saleh mengatakan, tindakan penyerangan yang dilakukan merupakan bentuk profokasi

Penulis: Faisal Amin | Editor: Munawir Taoeda
Istimewa
AKSI: Korlap Presidium Rakyat Tidore Jainudin Saleh 

TRIBUBTERNATE.COM, TIDORE - Isu DOB Sofifi berujung pada bentrokan dua kelompok masa di depan kantor Gubernur Maluku Utara pada Rabu (23/7/2025) kemarin.

Kedua kelompok tersebut adalah kubu yang pro DOB dan kontra DOB, Kubu pro mengatasnamakan Markas dan kubu kontrak mengatasnamakan Presidium Rakyat Tidore.

Masa Presidium Rakyat Tidore melakukan aksi di depan kantor gubernur berselang beberapa jam kemudian kericuhan pecah, kedua kelompok masa saling berbalas lempar menggunakan batu.

Kericuhan berlangsung hingga sore, namun dilerai setelah pihak keamanan dari Polresta dan Brimob Polda Maluku Utara turun tangan.

Baca juga: Istri Polisi di Taliabu Dilaporkan Atas Dugaan Tindak Pidana Penipuan Berkedok Investasi

Kordinator aksi Presidium Rakyat Tidore Jainudin Saleh mengatakan, tindakan penyerangan yang dilakukan merupakan bentuk profokasi.

AKSI: Korlap Presidium Rakyat Tidore Jainudin Saleh
AKSI: Korlap Presidium Rakyat Tidore Jainudin Saleh (Istimewa)

Yang mengakibatkan perpecahan ditengah masyarakat Tidore yang saat ini hidup dengan harmonis.

Lantas siapakah Jainudin Saleh?

Jainudin Saleh adalah Kordinator Presidium Rakyat Tidore, pria dengan sapaan Digo ini bukan orang baru dalam memperjuangkan percepatan pembangunan Sofifi.

Di masa kuliahnya, Digo terlibat dalam banyak gerakan-gerakan kemahasiswaan, ia pernah menjadi ketua BEM Universitas Nuku Tidore.

Perjalanan pergerakannya cukup mencolot saat pemekaran Dari Halmahera Tengah menjadi Kota Tidore pada tahun 2003.

Ia dan kawan-kawan mahasiswa mengawal jalannya Pemkot Tidore yang baru seumur jagung dengan melakukan kritik demi pembangunan daerah.

Setelah selesai kuliah, ia masih terlibat dalam pergerakan di masa pemerintahan periode pertama Wali Kota Ahmad Mahifa dan Salahuddin Adrias ia pernah ditawar untuk menjadi PNS namun ia menolak.

"Pernah juga ditawar menjadi PNS waktu itu di awal periode pertama Wali Kota Ahmad Mahifa, "kata Digo.

Lebih lanjut Digo menjelaskan,Menolak menjadi PNS, ia dan beberapa temannya memilih menjadi corong untuk menyampaikan aspirasi  masyarakat dalam pemerintahan.

Selain di pemerintahan Kota Tidore, Digo juga menjadi salah satu anggota Sekuci, yaitu semacam lembaga spionase yang dibentuk oleh SBY yang bertujuan untuk mengawasi kinerja partai Demokrat diseluruh Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved