Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

RSUD Chasan Boesoirie

RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara Gandeng PT Loyalitas Teje Grup Tangani Limbah Medis

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasan Boesoirie Maluku Utara mencatat telah mengangkut hampir 4 ton limbah medis dalam jangka waktu dua bulan terakhir

|
TribunTernate.com/Sitti Muthmainnah
LIMBAH - Wadir Pelayanan RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara, Fasni Halil. Ia menjelaskan soal pengelolaan limbah medis RSUD Chasan Boesoirie, Kamis (11/9/2025). 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasan Boesoirie Maluku Utara mencatat telah mengangkut hampir 4 ton limbah medis dalam jangka waktu dua bulan terakhir.

Pengangkutan limbah dilakukan bekerja sama dengan pihak swasta, yakni PT Loyalitas Teje. Teje Grup dan RSUD Chasan Boesoirie mulai menjalin kemitraan sejak Agustus 2025.

Proses pengangkutan limbah medis ini dilakukan secara berkala dua minggu sekali, sesuai dengan perjanjian kerja sama antara RSUD Chasan Boesoirie dan TJ Group.

Baca juga: Berawal Dari Modal Rp800 Ribu, Mezzo Rise in Art Tumbuh Jadi Brand Fesyen Lokal Sukses di Shopee

Perusahaan asal Surabaya tersebut diketahui memiliki armada mobil boks yang dilengkapi dengan fasilitas cold storage guna menjaga keamanan dan mutu penanganan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

“Sejak kerja sama dimulai, pada 29 dan 30 Agustus 2025 kami sudah melakukan pengangkutan limbah medis. Totalnya hampir mencapai 4 ton dalam waktu dua bulan,” ujar Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD Chasan Boesoirie, Fasni Halil, saat dikonfirmasi.

Fasni menjelaskan, sebelum dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga, limbah medis dari rumah sakit terlebih dahulu dipilah sesuai kategori.

Jenis limbah yang diangkut termasuk limbah B3, seperti bekas jarum suntik, kain kasa, dan limbah medis lainnya.

“Pemilahan sudah kami lakukan sejak dari ruangan perawatan. Limbah medis langsung dikategorikan sesuai jenisnya, dan limbah B3 dipisahkan untuk selanjutnya dikirim ke tempat pengolahan,” jelasnya.

Untuk memastikan proses pengelolaan limbah berjalan sesuai standar, RSUD Chasan Boesoirie juga menyiapkan tenaga kesehatan lingkungan (kesling) khusus yang bertugas mengawasi pengolahan limbah setiap harinya.

Menurut Fasni, volume limbah medis yang dihasilkan rumah sakit tergolong tinggi karena RSUD Chasan Boesoirie merupakan rumah sakit rujukan utama di Provinsi Maluku Utara.

Tingginya jumlah pasien tentu berbanding lurus dengan produksi limbah medis setiap harinya.

Baca juga: Pemprov Maluku Utara Ajukan BTS Baru, Morotai dan Halmahera Timur Jadi Titik Utama

“Limbah medis cukup banyak karena jumlah pasien juga banyak. Apalagi RSUD Chasan Boesoirie adalah rumah sakit rujukan, jadi volume limbah otomatis lebih besar,” katanya.

Ia menambahkan, kerja sama dengan pihak ketiga sangat membantu dalam pengelolaan limbah yang selama ini menjadi tantangan bagi banyak fasilitas kesehatan.

"Penanganan yang tidak tepat bisa berisiko bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved