Satgas MBG Malut Pastikan Kasus Alergi Siswa di Ternate Cepat Ditangani, Dapur Tetap Beroperasi

Ringkasan Berita:

• Kata Kadri La Etje, dapur Castella sebagai penyedia makanan tersebut dipastikan beroperasi mulai Senin (10/11/2025).
• Menurutnya, dari hasil evaluasi sementara, terdapat sekitar enam siswa yang mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan dari dapur Castella Home.
• “Yang terjadi bukan keracunan massal seperti yang beredar, melainkan reaksi alergi pada beberapa siswa. Ada gejala merah-merah di kulit, namun sudah tertangani sepenuhnya,” tegas Kadri La Etje.

TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Wakil Ketua I Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (MBG) Pemerintah Provinsi Maluku Utara Kadri Laetje menegaskan, kasus reaksi alergi yang dialami sejumlah siswa SDN 65 Jambula telah ditangani dengan cepat.

Kata Kadri La Etje, dapur Castella sebagai penyedia makanan tersebut dipastikan beroperasi mulai Senin (10/11/2025).

hal ini disampaikan Kadri La Etje usai menghadiri rapat evaluasi terpadu pada Sabtu, 9 November 2025, di kediaman Gubernur Maluku Utara, dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Sarbin Sehe sebagai Ketua Satgas MBG.

Baca juga: Polisi Tangkap Dua Terduga Pelaku Judi Sabung Ayam di Halmahera Tengah

Baca juga: Sultan Zainal Abidin Syah Dianugerahi Pahlawan Nasional, Sherly Laos Hadir di Istana Negara

“Dalam rapat tersebut, kami menghadirkan seluruh pemangku kepentingan—Dinas Kesehatan, rumah sakit, puskesmas, tim MBG provinsi, SPPG regional, hingga Dinas Pangan—untuk mendengar penjelasan langsung mengenai insiden yang terjadi,” ujar Kadri La Etje.

Menurutnya, dari hasil evaluasi sementara, terdapat sekitar enam siswa yang mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi makanan dari dapur Castella Home. Mereka sempat dirawat selama kurang lebih empat jam di fasilitas kesehatan sebelum diperbolehkan pulang.

“Yang terjadi bukan keracunan massal seperti yang beredar, melainkan reaksi alergi pada beberapa siswa. Ada gejala merah-merah di kulit, namun sudah tertangani sepenuhnya,” tegas Kadri La Etje.

Dapur MBG tersebut, kata Kadri La Etje, selama ini melayani lebih dari 3.800 penerima manfaat setiap hari. Karena itu, keputusan operasional tidak dapat didasarkan pada situasi yang dialami oleh beberapa siswa saja.

“Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan enam siswa itu, dan kami melakukan identifikasi serta penelusuran penyebabnya. Tapi tidak boleh karena enam kasus, kita menghentikan pelayanan untuk ribuan siswa lainnya,” jelasnya.

Kadri La Etje juga memastikan bahwa evaluasi dilakukan menyeluruh meliputi dua aspek utama, yakni:

1. Faktor internal — terkait proses pengolahan makanan dan standar higienitas dapur.
2. Faktor eksternal — terkait distribusi makanan hingga sampai di tangan siswa.

“Dapur-dapur MBG di Maluku Utara sedang dalam proses menuju standar dapur ideal, termasuk sanitasi dan higienitas. Bila ada kekurangan, itu akan segera di-record dan menjadi corrective action,” katanya.

Ia menegaskan, pemerintah akan melibatkan tim ahli sanitasi serta jajaran teknis untuk memastikan peningkatan kualitas dapur secara bertahap.

“Ini menjadi catatan penting bagi kami. Pemerintah dan Satgas MBG akan melakukan pembenahan terus-menerus. Ini program kemanusiaan presiden, dan pengawasan harus dilakukan setiap hari, setiap jam,” tungkas Kadri La Etje. (*)