Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Lipsus Sampah

Produksi Sampah di Ternate 100 Ton per Hari, DLH Dorong Pengelolaan Berbasis 3R

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate mencatat, jumlah sampah yang diproduksi setiap hari mencapai sekitar 100 ton

TribunTernate.com/M Julfikram Suhadi
SAMPAH - Tampak tumpukan sampah di TPA Buku deru-deru Kelurahan Takome, Ternate Barat pada Kamis, (14/8/2025). 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate mencatat, jumlah sampah yang diproduksi setiap hari mencapai sekitar 100 ton.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Ternate, Asmal, saat ditemui TribunTernate.com pada Kamis (14/8/2025).

Asmal mengatakan, jumlah produksi sampah bersifat fluktuatif, tergantung pada momen-momen tertentu seperti bulan Ramadan atau hari besar lainnya.

Baca juga: Kades se Halmahera Selatan Bakal Retreat di IPDN Jatinangor, Ini Tujuannya

“Biasanya ada peningkatan pada momen tertentu seperti Ramadan atau hari besar, tapi kenaikannya tidak signifikan,” ujarnya.

Menurutnya, sampah yang meningkat pada momen-momen khusus tersebut umumnya adalah sampah non-organik seperti botol plastik dan kemasan sekali pakai.

Daya Tampung TPA Masih Mencukupi

Asmal menjelaskan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Buku Deru-Deru, Kelurahan Takome, memiliki luas sekitar 32 hektare, dan saat ini baru sekitar 16 hektare yang terpakai.

“Untuk volume atau daya tampung TPA masih mencukupi. Namun, pengurangan volume sampah tetap harus jadi prioritas,” jelasnya.

Metode Pengelolaan Sampah Diubah ke Konsep 3R

DLH Kota Ternate sebelumnya menerapkan metode pengelolaan sampah dengan konsep “datang, kumpul, buang”.

Namun, Asmal menyebut metode ini tidak lagi efektif dalam mengatasi volume sampah yang terus meningkat.

Sebagai solusi, pihaknya kini mendorong penerapan metode 3R yang meliputi Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan Kembali), dan Recycle (Mendaur Ulang).

“3R adalah prinsip pengelolaan sampah untuk meminimalkan limbah dan menghemat sumber daya. Intinya, semaksimal mungkin masyarakat didorong untuk memilah dan memanfaatkan kembali sampah yang mereka hasilkan,” jelas Asmal.

Sampah organik, menurutnya, bisa diolah menjadi kompos atau bahan lain yang bermanfaat. Sementara sampah non-organik bisa dijadikan bahan dasar produk kreatif yang memiliki nilai ekonomi.

DLH Gencar Edukasi dan Tunjukkan Contoh Nyata

DLH Kota Ternate juga telah melakukan edukasi terkait 3R di setiap kelurahan. Sebagai contoh nyata, pihaknya membuat ecobrick taman dari botol plastik bekas di halaman Kantor DLH.

“Itu kami buat supaya masyarakat bisa melihat langsung contoh pemanfaatan sampah. Harapannya mereka termotivasi untuk ikut melakukan hal serupa,” tambahnya.

Baca juga: Right Chamber: Cerita Band Rock Ternate yang Lahir dari Tongkrongan dan Semangat Berkarya

Meski demikian, Asmal mengakui bahwa saat ini masih minim masyarakat yang memiliki inovasi dalam kerajinan tangan berbasis limbah.

Oleh karena itu, DLH akan terus melakukan sosialisasi dan membuka ruang kolaborasi dengan komunitas dan sekolah.

“Kami ingin dorong lebih banyak inovasi dari masyarakat. Kalau dikelola dengan baik, sampah bukan lagi jadi masalah, tapi jadi peluang,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved