Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ini Pemicu Demo Besar di Negeri Gajah Putih yang Berani Menentang Raja Thailand & Libatkan Anak Muda

Beberapa aktivis pun secara terbuka menyerukan reformasi monarki, di kerajaan yang tak tergoyahkan di "Negeri Gajah Putih" tersebut.

Editor: Sansul Sardi
AP PHOTO/WASON WANICHAKORN
Para demonstran pro-demokrasi mengibarkan bendera nasional di lapangan Sanam Luang, saat berdemo di Bangkok, Thailand, Sabtu (19/9/2020). Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan hari itu untuk mendukung para mahasiswa yang berunjuk rasa mendesak digelarnya pemilu baru dan merombak sistem kerajaan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Berikut sederet pemicu yang menyebabkan terjadinya demo besar di Negara Thailand.

Di mana sebuah gerakan pro-demokrasi yang dipimpin sekelompok mahasiswa berkembang pesat di Thailand beberapa bulan terakhir.

Beberapa aktivis pun secara terbuka menyerukan reformasi monarki, di kerajaan yang tak tergoyahkan di "Negeri Gajah Putih" tersebut.

Terbaru, akhir pekan lalu puluhan ribu orang turun ke jalan menyuarakan aspirasinya di Bangkok. Mereka mengabaikan peringatan perdana menteri bahwa negara bisa "dilahap api" jika mereka bertindak terlalu jauh.

Pengunjuk Rasa di Thailand Pasang Plakat Negara Milik Rakyat Tantang Raja Thailand Vajiralongkorn?

Miliki 20 Selir & 38 Jet, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Akan Penjarakan Para Pengkritik 35 Tahun

Lantas, apa sebenarnya yang melandasi demo Thailand dan bagaimana prediksi kelanjutannya?

Berikut adalah penjabarannya yang disadur dari AFP Minggu (20/9/2020).

1. Apa yang diinginkan demonstran?

Para demonstran melakukan unjuk rasa menentang pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha.

Mantan panglima militer itu memimpin kudeta pada 2014 dan memerintah kerajaan di bawah kekuasaan militer selama 5 tahun.

Di bawah komando junta, UU baru dirancang sebelum pemilu diadakan tahun lalu, dan Prayuth pun terpilih untuk memimpin pemerintahan sipil.

Para pengunjuk rasa mengatakan, semua proses itu sudah di-setting dan menyerukan agar parlemen dibubarkan, UU dirombak, dan diakhirinya penindasan yang mereka alami.

Mereka juga mengeluarkan daftar 10 tuntutan untuk kerajaan, termasuk menghapus UU pencemaran nama baik yang melindungi keluarga kerajaan dari kritik.

UU tersebut adalah salah satu yang paling keras di dunia, dengan hukuman hingga 15 tahun penjara per dakwaan.

2. Kenapa sekarang?

Kekecewaan menyeruak sejak Februari ketika para pemimpin partai oposisi yang populer di kalangan anak muda, dilarang beroperasi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved