Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kenali Beberapa Gejala Covid-19 yang Tak Biasa, Mulai dari Anosmia, Iritasi Kulit, hingga Delirium

Sepanjang masa pandemi ini kita terus menemukan gejala-gejala baru pada orang yang dinyatakan mengidap Covid-19

KOMPAS.com/AGIE PERMADI
Para tenaga kesehatan menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai prosedur sebelum mendapat suntikan vaksin Covid-19 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/2/2021). Sebanyak 3.000 tenaga kesehatan dari berbagai rumah sakit ikut berpartisipasi dalam vaksinasi massal tersebut. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona Covid-19 masih belum berakhir, angka kasus infeksi dan kasus kematian juga terus meningkat.

Dalam menghadapi pandemi ini, perlu diketahui sejumlah gejala yang dialami oleh seseorang yang terinfeksi Covid-19.

Secara umum gejala-gejala Covid-19 meliputi demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, kehilangan penciuman maupun perasa, dan masih banyak lagi.

Selain gejala tersebut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga merekomendasikan agar kita segera mencari perawatan medis darurat jika mengalami tanda-tanda berikut ini:

• Kesulitan bernapas

• Nyeri terus-menerus atau tekanan di dada

• Merasa kebingungan

• Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga

• Bibir atau wajah kebiruan

1. Kabut otak, halusinasi, dan delirium

Gejala-gejala ini cukup sering dialami. Sementara komunitas medis masih berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan kabut otak (brain fog).

Mereka meyakini, kabut otak itu kemungkinan akibat dari respons kekebalan tubuh terhadap virus atau peradangan di seluruh sistem saraf dan pembuluh darah yang mengarah ke otak.

Sedangkan halusinasi dan gangguan kesadaran delirium juga berasal dari tubuh yang berusaha melawan virus.

Dia mengatakan, kabut otak adalah kondisi yang memengaruhi kinerja otak dan membuat kita menjadi linglung. Lalu, halusinasi dan delirium umumnya dialami jika ada penyakit lain yang parah.

Ketika penderita Covid-19 mengalami stres, maka gejala-gejala kebingungan ini akan timbul. Tapi gejala ini sangat banyak dialami orang yang lebih tua karena tubuh berusaha melawan infeksi.

"Pasien Covid-19 di ruang ICU terkadang mengalami delirium yang sangat buruk, lebih buruk daripada yang terlihat dengan pasien lain yang sakit kritis," terangnya.

Delirium ini dapat memburuk jika pasien tidak dapat tidur dengan normal atau sedang merasa kesakitan.

Beberapa obat yang digunakan untuk menjaga pasien tetap nyaman pada ventilator bahkan dapat membuat delirium semakin intens.

"Kombinasi aliran darah dan peradangan dalam tubuh berpotensi mengubah aliran darah pada tingkat mikrovaskular yang menyebabkan reaksi ini terhadap otak, bahkan bisa lebih buruk," ungkapnya.

Direktur Jenderal WHO: Covid-19 Bukanlah Pandemi Terakhir yang Dihadapi Dunia

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Ini Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban tentang Pentingnya Masker

Fatwa Halal Vaksin Covid-19 Disebut Pesanan, MUI Membantah: Dosa Kalau Main-main dengan Fatwa

2. Detak jantung dan suhu yang tinggi

Beberapa pasien memiliki detak jantung yang tinggi tak lama setelah terinfeksi Covid-19. Hal ini terjadi bersamaan dengan peningkatan suhu yang merupakan hasil dari disfungsi otonom.

"Kami melihat ini semakin banyak. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan tubuh menyerang saraf otonom," jelasnya.

"Sehingga, saraf yang mengatur hal-hal dalam tubuh seperti detak jantung dan suhu itu dapat dibuang. Ketika ini terjadi, detak jantung orang tidak sulit diatur," sambung dia.

Setelah kehilangan keseimbangan ini, kita dapat memiliki denyut jantung super tinggi atau suhu tubuh yang tinggi tanpa alasan.

"Tampaknya ini menjadi respons yang dimediasi kekebalan tubuh, artinya antibodi yang kita buat entah bagaimana menyerang saraf," terangnya.

3. Iritasi kulit

Khabbaza mengatakan, iritasi kulit seperti ruam atau perubahan warna yang tidak biasa daoat terjadi ketika tubuh diserang virus atau penyakit autoimun.

"Kulit adalah organ terbesar tubuh sehingga memiliki pembuluh darah terbanyak. Adalah wajar untuk melihat manifestasi penyakit di kulit kita," ujarnya.

Dia menambahkan, kita dapat melihat kembali masa kecil kita untuk bukti ini. Terutama, ruam yang berkembang selama mengalami penyakit.

"Kulit adalah tempat di mana banyak hal berakhir. Jika jumlah darah menjadi sangat rendah, darah terlalu tebal, atau membentuk gumpalan kecil di pembuluh darah kadang-kadang dapat menyebabkan perubahan dalam penampilan kulit," imbuh dia.

Meskipun iritasi kulit tidak umum, Khabbaza mengatakan, komunitas medis masih coba memahaminya untuk melawan Covid-19.

Ujian Nasional 2021 Dihapus, Ini Syarat Kelulusan Siswa Terbaru dan Empat Opsi Pengganti UN

Ungkap Alasan Kudeta Partai Demokrat, Pengamat: Popularitas AHY Beda Jauh Dibandingkan dengan SBY

Insentif Tenaga Kesehatan Tahun 2021 Tak Jadi Dipotong, Anggaran Kesehatan juga Ditingkatkan

4. Nyeri pita suara dan anosmia

Kehilangan rasa dan penciuman (anosmia) sebenarnya sudah diketahui sebagai gejala umum Covid-19, jadi tidak perlu panik jika kita mengalaminya.

"Hal ini disebabkan karena beberapa indera tidak bekerja secara normal karena ada peradangan di bagian saraf. Tetapi seiring berjalannya waktu akan berfungsi kembali," kata  Khabbaza.

Covid-19 juga dapat menyebabkan nyeri pada pita suara akibat dari saraf pita suara yang tidak bekerja secara normal.

Ini disebabkan oleh infeksi pernapasan atas, sehingga menyebabkan suara serak atau masalah berbicara, sesak napas, dan masalah saat sedang menelan.

Hal tersebut berkaitan dengan saraf vagus yang meradang dan tidak bekerja secara normal. Padahal, saraf ini yang mengatur pencernaan, detak jantung, laju pernapasan, dan tindakan refleks seperti batuk, bersin, serta menelan.

Gejala nyeri pita suara pertama kali mirip gejala asma, tetapi nyeri pita suara sering kali tidak membaik setelah penggunaan inhaler.

Tetap tenang dan jangan panik

Khabbaza mengatakan, jika kita mengalami salah satu gejala Covid-19 yang aneh atau tidak biasa ini tetaplah tenang dan jangan panik.

Apabila gejala tersebut sudah memengaruhi kemampuan kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari, maka segera pergi ke layanan kesehatan.

Mungkin tidak selalu ada intervensi yang dapat dilakukan karena gejala pasien Covid-19 dapat berubah setiap hari.

"Kami belajar lebih banyak setiap hari dan ada begitu banyak bagian yang bergerak. Jika pasien mengalami kesulitan karena gejala-gejala tersebut, pastikan penyedia layanan kesehatan yang dituju sudah memahaminya," imbuh dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahui Gejala-gejala Covid-19 yang Tidak Biasa"
Penulis : Ryan Sara Pratiwi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved