Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

India Bantah Hasil Studi di AS yang Menyebut Ada Jutaan Orang India Meninggal karena Covid-19

Pemerintah India menolak hasil penelitian terbaru dari Amerika Serikat yang mengatakan bahwa ada jutaan orang meninggal di India karena Covid-19.

Kompas.com
ILUSTRASI Kematian akibat Covid-19 di India. - Krematorium darurat di India. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pemerintah India menolak hasil penelitian terbaru dari Amerika Serikat yang mengatakan bahwa ada jutaan orang meninggal di India karena Covid-19.

Pada Selasa (20/7/2021), sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok riset Amerika Serikat dari Pusat Pengembangan Global (CGD) menunjukkan bahwa ada 3,4 juta hingga 4,7 juta orang meninggal dunia di India akibat Covid-19.

Data kematian dari studi tersebut berarti 8 hingga 11 kali lipat dari jumlah resmi yang dirilis oleh pemerintah India.

Jika hasil penelitian itu benar, maka India menjadi negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia.

Namun, hal tersebut sangat jauh berbeda dengan data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah India.

Berdasarkan data tersebut, jumlah kematian akibat Covid-19 di India hanya mencapai hampir 420.000 hingga Kamis (22/7/2021).

Namun, mengutip CNA, ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa beberapa negara bagian India telah "mendamaikan" data mereka usai berurusan dengan lonjakan kasus Covid-19 di bulan April dan Mei lalu.

Sehingga, saat ini jumlah orang yang meninggal di India berada di bawah Amerikat Serikat yang mencatat 610.000 kematian dan Brasil dengan 545.000 kematian.

Pemerintah India pun kemudian menolak hasil penelitian dari AS itu dan mengatakan bahwa itu adalah asumsi yang berani, sebab kemungkinan setiap orang yang terinfeksi lalu meninggal adalah sama di seluruh negara.

Studi tersebut, menurut India, mengabaikan faktor-faktor seperti ras, etnis, konstitusi genomik suatu populasi, tingkat paparan sebelumnya terhadap penyakit lain dan kekebalan terkait yang dikembangkan pada populasi itu.

Asumsi bahwa semua kelebihan kematian berasal dari virus corona tidak berdasarkan fakta dan sepenuhnya keliru, kata pemerintah India.

Pemerintah India mengklaim bahwa pihaknya memiliki "strategi pelacakan kontak menyeluruh", "ketersediaan luas" laboratorium pengujian dan sementara beberapa kasus mungkin tidak terdeteksi, "kematian yang terlewatkan tidaklah mungkin".

Di sisi lain, India juga mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan mereka "hanya mengumpulkan dan menerbitkan data yang dikirim oleh pemerintah negara bagian" dan "telah berulang kali" menasihati negara bagian agar mencatat kematian dengan benar.

Baca juga: Jokowi Penuh Senyum saat Ngobrol dengan Anak SD, Tiba-tiba Ada yang Curhat Bosan Sekolah di Rumah

Baca juga: Bantah Tudingan ICW Soal Keterlibatan Anaknya dalam Bisnis Obat Ivermectin, Moeldoko: Ngawur

Baca juga: Pandemi Covid-19 Membuat 1,5 Juta Anak di Dunia Kehilangan Orangtua atau Orang yang Mengasuhnya

Pernyataan yang demikian itu justru memberi ruang bagi siapapun untuk menyalahkan otoritas lokal.

Negara-negara bagian di India yang kewalahan akibat lonjakan kasus Covid-19 di bulan April dan Mei kini telah disarankan untuk melakukan audit secara menyeluruh, karena bisa saja ada data yang terlewatkan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved