Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Presiden AS Joe Biden: China Masih Menahan Informasi Penting tentang Asal-muasal Covid-19

Pada Jumat (27/8/2021), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, China menahan "informasi penting" tentang asal-usul Covid-19.

Jim WATSON / AFP
Presiden AS Joe Biden saat duduk di Oval Office saat dia menandatangani serangkaian perintah di Gedung Putih di Washington, DC, setelah dilantik di US Capitol pada Rabu, 20 Januari 2021. 

Komunitas intelijen dan ilmuwan global kekurangan sampel klinis atau data epidemiologis dari kasus Covid-19 paling awal, tambahnya.

Joe Biden mengatakan, Amerika Serikat akan terus bekerja dengan negara-negara sekutunya untuk menekan Beijing agar membagikan lebih banyak informasi dan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita harus memiliki tanggung jawab penuh dan transparan dari tragedi global ini. Sesuat yang kurang dari itu tidak dapat diterima," katanya.

Kantor direktur intelijen nasional AS mengatakan pihaknya sedang meninjau de-klasifikasi bagian-bagian laporan dalam waktu dekat, mengingat sifat historis pandemi dan pentingnya memberi tahu publik, sekaligus melindungi sumber dan metodenya.

Baca juga: Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Baca juga: Wajah Babe Cabita dan Marshel Widianto Terpampang di Times Square New York, Sempat Dihujat Warganet

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Protokol Kesehatan Lengkap Pelaksanaan SKD CPNS 2021, Dianjurkan Isoman 14 Hari

DUGAAN KEBOCORAN LABORATORIUM

Beijing telah menolak seruan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk penyelidikan baru mengenai asal-muasal virus corona.

Kunjungan oleh tim WHO di China pada Januari lalu sangat dipolitisasi dan terbukti tidak meyakinkan.

Beijing juga menghadapi kritik karena kurangnya transparansi dan pemberian akses.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat kemarin, kedutaan besar China di Washington mengecam temuan komunitas intelijen AS, membela penanganan pandemi negaranya dan penyelidikan WHO.

"Laporan oleh komunitas intelijen AS menunjukkan bahwa AS bertekad untuk mengambil jalan manipulasi politik yang salah," kata pihak Kedutaan China dalam sebuah pernyataan.

"Laporan oleh komunitas intelijen didasarkan pada asas praduga bersalah di pihak China, dan itu hanya untuk mengkambinghitamkan China," lanjutnya.

Pada awal pandemi, hipotesis asal-muasal virus itu secara alami - bahwa virus muncul dari kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara - diterima secara luas.

Namun, seiring berjalannya waktu dan para ilmuwan tidak dapat menemukan virus pada kelelawar atau hewan lain yang cocok dengan tanda genetik SARS-CoV-2, para peneliti mengatakan mereka lebih terbuka untuk mempertimbangkan dugaan adanya kebocoran yang melibatkan Institut Virologi Wuhan, institut yang melaksanakan penelitian tentang virus corona pada kelelawar.

Namun, makalah ilmiah baru-baru ini mengarahkan perdebatan ini kembali ke asal-usul zoonosis.

Para peneliti di Cina dan Universitas Glasgow menerbitkan sebuah makalah di jurnal Science yang menyebut bahwa "penularan dari hewan ke manusia yang terkait dengan hewan hidup yang terinfeksi adalah penyebab paling mungkin dari pandemi Covid-19".

Selain itu, sebuah makalah oleh 21 ahli virologi terkemuka di jurnal Cell dengan blak-blakan menyimpulkan, "Saat ini tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium."

Sumber: Channel News Asia

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved