Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Kasus Covid-19 Tak Kunjung Membaik, Tenaga Kesehatan di Singapura Ramai-Ramai Mengundurkan Diri

Sekitar 1.500 tenaga kesehatan Singapura telah mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021 karena berbagai macam alasan.

Anadolu Agency
Ilustrasi tenaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19. 

Bahkan, kata Janil, lebih dari 90 persen di antara mereka tidak dapat menyelesaikan akumulasi cuti mereka untuk tahun 2021.

Baca juga: Aturan Terbaru Naik Pesawat Terbang: Tes PCR untuk Penumpang yang Baru Divaksin Satu Kali

Baca juga: Pencairan insentif Nakes Terlambat, 10 Kepala Daerah Ditegur Mendagri Tito Karnavian

"Proporsi ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir. Tenaga kesehatan kami telah melampaui panggilan tugas untuk merawat pasien mereka," ucap Dr Janil.

Janil mengatakan bahwa rumah sakit berusaha meminimalkan waktu lembur bagi para tenaga kesehatan.

Untuk bulan September, perawat bekerja rata-rata 160 hingga 175 jam per bulan.

Departemen Kesehatan Singapura lantas menjangkau lebih banyak sukarelawan untuk dapat bergabung dengan SG Healthcare Corps.

Selain itu, Depkes juga bekerja sama dengan rumah sakit swasta untuk membantu meringankan beban tenaga kesehatan di rumah sakit umum.

Lebih jauh, Dr Janil menjelaskan bahwa kementerian juga telah meningkatkan perekrutan tenaga kesehatan dari luar negeri.

Hal itu dilakukan untuk menjawab Ketua Partai Buruh Pritam Singh yang meminta jumlah tenaga kesehatan asing untuk direkrut.

Namun, menurut Janil, salah satu tantangan merekrut pekerja baru adalah mereka akan menjadi orang baru di lingkungan yang harus beradaptasi dari nol.

Baca juga: Ombudsman RI Nilai Pemerintah Sanggup Beri Subsidi Harga Tes PCR: Masyarakat 30%, Pemerintah 70%

Baca juga: Satgas Covid-19 Jelaskan Transisi Pandemi Jadi Endemi, Ada 5 Upaya Bangun Ketahanan Kesehatan

Ia mengatakan bahwa penambahan tenaga kerja baru akan membuat perbedaan di bagian lain dari ekosistem perawatan kesehatan.

"Kami berharap dapat memindahkan sedikit tenaga kerja ke beberapa area aktivitas tinggi dan kemudian membebaskan beberapa orang untuk pergi dan membantu di ICU."

"Tapi, saya pikir ini lebih merupakan strategi jangka menengah daripada sesuatu yang dapat kita andalkan sebagai perbaikan mendesak untuk masalah kita saat ini," katanya.

Janil Puthucheary kemudian juga menjawab pertanyaan MP Tan Wu Meng (PAP-Jurong) tentang departemen rumah sakit yang memperhitungkan cuti sakit sebagai indikator kinerja.

"Sebelumnya hal itu memang ada dan terjadi, namun praktik ini telah berhenti," katanya.

Janil lantas mengeaskan bahwa karyawan yang mengkhawatirkan hal itu bisa menghubungi serikat pekerja mereka, Depkes atau Kementerian Tenaga Kerja untuk meminta bantuan.

(TribunTernate.com/Ron)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved