Terkini Internasional
Pangeran Harry Sebut Istilah 'Megxit' sebagai Istilah Misoginis yang Ditujukan pada Meghan Markle
Istilah Megxit digunakan media Inggris untuk menggambarkan keputusan Pangeran Harry dan sang istri, Meghan Markle yang berhenti dari tugas kerajaan.
TRIBUNTERNATE.COM - Setelah pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle memutuskan untuk mundur dari tugas mereka di Kerajaan Inggris, istilah 'Megxit' pun mulai populer.
Istilah Megxit ini digunakan oleh media Inggris untuk menggambarkan keputusan Pangeran Harry dan sang istri, Meghan Markle yang berhenti dari tugas kerajaan.
Setelah hampir dua tahun diam, Pangeran Harry pun buka suara terkait istilah yang ternyata cukup menggangu baginya.
Menurutnya, istilah Megxit adalah sebuah bentuk misoginis, contoh kebencian terhadap perempuan di dunia maya dan media.
Baca juga: Terungkap, Pangeran Charles Ternyata Masih terus Mendanai Pangeran Harry hingga Akhir Tahun 2020
Baca juga: Punya Nama yang Sakral, Putri Pangeran Harry Justru Tak Dapat Gelar dari Kerajaan Inggris, Mengapa?
"Mungkin orang tahu ini dan mungkin juga tidak, tetapi istilah Megxit merupakan istilah misoginis."
"Itu dibuat oleh troll, diperkuat oleh koresponden kerajaan, dan itu berkembang, berkembang, dan berkembang menjadi media arus utama. Tapi, itu dimulai dengan troll," ucap Pangeran Harry.
Pangeran Harry mengungkapkan komentar itu pada saat berbicara di sebuah panel Internet Lie Machine yang diselenggarakan oleh majalah Amerika Serikat, Wired.

Seperti diketahui, Harry dan Meghan Markle yang secara resmi dikenal sebagai Duke dan Duchess of Sussex pindah ke California, Amerika Serikat pada tahun 2020 untuk menjalani kehidupan yang lebih mandiri.
Pangeran Harry mengatakan bahwa sebagian alasan kepergian mereka adalah karena perlakuan rasis anggota kerajaan terhadap Meghan.
Sebagai informasi, Meghan Markle merupakan keturunan dari ibu yang berkulit hitam dan ayah yang berkulit putih.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Tanggapi Perilaku Pangeran Harry dan Meghan Markle: Menyedihkan, Sangat Disesali
Baca juga: Lebih Pilih Pulang dan Bertemu Meghan Markle, Pangeran Harry Lewatkan Ulang Tahun Ratu Elizabeth II
Sejak saat itu, Harry dan Meghan pun tak jarang mendapatkan komentar negatif dan ujaran kebencian dari para warganet.
Sebuah studi yang dirilis pada Oktober oleh layanan analisis media sosial Bot Sentinel menunjukkan bahwa terdapat 83 akun Twitter yang diduga bertanggung jawab atas 70 persen konten kebencian dan misinformasi yang ditujukan kepada Harry dan Meghan.
"Mungkin bagian yang paling mengganggu dari ini adalah jumlah jurnalis Inggris yang berinteraksi dengan mereka dan memperkuat kebohongan."
"Tapi, mereka memuntahkan kebohongan ini sebagai kebenaran," kata Harry menanggapi hasil penelitian itu.

Oleh karena itu, Harry dan Meghan kemudian membuat kampanye melawan persepsi negatif di media sosial yang berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.