Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Catat Kasus Kematian 4.200 per Hari, WHO Perkirakan 2,2 Juta Orang Eropa Meninggal pada Maret 2022

WHO mengatakan bahwa total kematian di seluruh Eropa akibat Covid-19 kemungkinan akan melebihi 2 juta kasus pada Maret 2022.

JOE KLAMAR/AFP
ILUSTRASI Covid-19 di Eropa - Dalam foto: Seorang wanita berbelanja di pasar Naschmarkt yang akan segera ditutup di Wina, Austria di Wina, Austria pada 19 November 2021. 

TRIBUNTERNATE.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa total kematian di seluruh Eropa akibat Covid-19 kemungkinan akan melebihi 2 juta kasus pada Maret 2022.

Dengan demikian, lanjut WHO, pandemi Covid-19 telah menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah tersebut.

Kasus kematian yang dilaporkan telah meningkat menjadi hampir 4.200 per hari, dua kali lipat dari jumlah yang tercatat pada September 2021.

Sementara, kasus kematian kumulatif yang dilaporkan di wilayah Eropa, termasuk Inggris, telah melampaui angka 1,5 juta.

WHO kemudian menggambarkan situasi tersebut sebagai kondisi yang sangat serius.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Jerman Meroket, Angela Merkel Minta Jerman Lakukan Pembatasan Lebih Ketat

Baca juga: Lebih dari 1 Juta Orang Kehilangan Indra Penciuman Jangka Panjang Usai Sembuh dari Covid-19

Pihaknya memperkirakan akan ada tekanan tinggi atau ekstrem pada kapasitas tempat tidur rumah sakit di 25 dari 53 negara di Eropa.

Selain itu, unit perawatan intensif (ICU) di 49 negara di Eropa akan mengalami tekanan yang sama.

Melansir The Guardian, WHO mengatakan bahwa pada tren saat ini, jumlah kematian kumulatif di kawasan itu akan melampaui 2,2 juta pada 1 Maret.

Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung.
Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung. (Christof STACHE/AFP)

Eropa kembali menjadi pusat pandemi, bahkan pada minggu ini Austria menjadi negara Eropa Barat pertama yang kembali memberlakukan lockdown.

Peningkatan kasus ini didorong oleh virus corona varian delta yang sangat menular yang kini menjadi dominan di seluruh dunia, kata WHO.

Selain itu, pelonggaran protokol kesehatan yang makin meluas, seperti tak lagi memakai masker dan tidak menjaga jarak fisik sejak musim panas lalu juga telah menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Eropa.

Masih banyaknya orang yang belum divaksinasi dalam kondisi di mana semakin banyak orang yang berkumpul di dalam ruangan dalam cuaca akhir musim gugur yang lebih dingin juga menyebabkan kenaikan kasus.

Baca juga: Covid-19 Eropa Melonjak, Republik Ceko Berlakukan Lockdown bagi Warganya yang Tidak Divaksinasi

Baca juga: Terjadi Lonjakan Kasus, Negara Uni Eropa Timur Kembali Terapkan Lockdown: Ini Benar-Benar Bencana

Tak berhenti sampai di situ, kemanjuran vaksin terhadap bentuk penyakit yang parah pun makin berkurang, dengan kata lain banyak orang dibiarkan rentan terhadap virus.

Dr Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa mengatakan bahwa penting bagi negara-negara di dunia untuk memberikan vaksin booster.

"Ini berarti [negara-negara perlu] mendapatkan dosis vaksin standar dan mengambil vaksin booster jika ditawarkan," kata Kluge.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved