Terkini Internasional
Banjir Bandang di Afrika Selatan: 443 Orang Tewas, Warga Terdampak: ''Kami Trauma Lihat Hujan''
Banjir bandang melanda Provinsi KwaZulu-Natal (KZN) di Afrika Selatan pada pertengahan April 2022.
Pihak Kantor Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, mengatakan pada Sabtu malam bahwa Cyril telah menunda kunjungan kerja ke Arab Saudi untuk fokus pada bencana tersebut.
Cyril Ramaphosa akan bertemu dengan para menteri kabinet sebagai langkah tanggap bencana terhadap krisis tersebut.
Premier KZN Sihle Zikalala mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan televisi bahwa banjir tersebut termasuk yang terburuk dalam sejarah provinsi yang tercatat.
"Kita perlu mengumpulkan keberanian kolektif dan mengubah kehancuran ini menjadi kesempatan untuk membangun kembali provinsi kita," katanya.
"Orang-orang KwaZulu-Natal akan bangkit dari kekacauan ini," tandas Sihle.

Baca juga: KPK Yakin Lili Pintauli Siregar Kooperatif Soal Kasus Dugaan Gratifikasi MotoGP Mandalika 2022
Baca juga: Kisah Warga Palestina Lindungi Masjid Al Aqsa Saat Diserang Israel, Minta Bantuan Lewat Speaker
Hujan Intensitas Tertinggi selama 60 Tahun Terakhir
Hujan di wilayah Provinsi Kwazulu-Natal bermula pada Senin (11/3/2022) malam dan membanjiri pemukiman, merusak rumah, menggenangi jalanan, dan memaksa ratusan orang untuk mengungsi.
Pihak berwenang di Afrika Selatan melaporkan bahwa curah hujan kali ini mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lebih dari 60 tahun.
Akibat banjir, sejumlah jembatan runtuh, berbagai bangunan mengalami kerusakan parah, serta merusak sedikitnya 248 sekolah, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/4/2022) pekan lalu, pemerintah Provinsi Kwazulu-Natal telah mengatakan jumlah korban tewas dapat meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Tim penanggulangan bencana sedang mengevakuasi orang-orang di daerah-daerah yang mengalami tanah longsor dan bangunan-bangunan runtuh, kata Departemen Tata Kelola Koperasi dan Urusan Tradisional (COGTA) provinsi KZN pada Selasa (12./4/2022)
Puluhan rumah terseret banjir dan beberapa ruas jalan yang rusak, menghambat operasi transportasi dan proses penyelamatan.
Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan diminta untuk memberikan dukungan udara jika diperlukan, kata pernyataan COGTA.
Hujan di KwaZulu-Natal juga membanjiri bendungan dan melebihi kapasitasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air di utilitas listrik Eskom, kata Chief Executive Officer COGTA Andre de Ruyter dalam sebuah briefing online.
Layanan logistik dan pengangkutan terbesar Afrika Selatan Transnet, yang mengoperasikan Pelabuhan Durban, menghentikan operasi di seluruh terminalnya di sana karena banjir merusak jalanan dan menghalangi akses ke terminal, kata Andre dalam sebuah pernyataan.
Layanan Cuaca Afrika Selatan menolak untuk mengaitkan curah hujan saat ini dengan perubahan iklim, tetapi mengatakan peristiwa hujan lebat seperti itu bisa terjadi lebih umum.
Sumber: Channel News Asia, Al Jazeera
(TribunTernate.com/Rizki A.)